Penampilan Maroko di Piala Dunia 2018 terbilang bagus. Pertandingan lawan Spanyol misalnya, Maroko menahan imbang Spanyol dan diwarnai banyak drama.
Anda yang tiba-tiba menjadi pendukung tim Maroko setelah menyaksikan penampilan mereka di Piala Dunia, rasanya harus mengenal Maroko lebih dekat. Siapa tahu, Anda punya kesempatan buat wisata ke Maroko.
Apalagi, beberapa tahun belakang dan ke depan, Maroko diramalkan bakal jadi wisata incaran para traveler dunia. Keuntungan bagi wisatawan Indonesia, kita tak memerlukan visa wisata saat mengunjungi negara yang mayoritas warganya muslim ini.
Salah satu kota di Maroko yang tak asing di telinga kita adalah Cassablanca. Kota terbesar di Maroko ini merupakan salah satu pusat modernitas yang dihuni expat asal Prancis.
Segala hal yang Anda butuhkan untuk menikmati kemewahan dan kenyamanan duniawi bisa ditemukan di sana.
Berbeda dengan Cassablanca yang begitu familiar dengan kehidupan modern, Marakesh merupakan kota kuno yang berada di Pegunungan Atlas. Didirikan hampir 1000 tahun yang lalu di tepi Sahara, kota pasar selatan ini tumbuh menjadi salah satu kota besar di Maghreb dan dinobatkan sebagai situs warisan UNESCO.
Waktu terbaik berkunjung ke Marakesh adalah pada Maret hingga Mei. Anda pengagum sejarah dan kota tua akan terpuaskan dengan arsitektur bangunan unik khas Timur Tengah.
Tidak hanya Cassablanca atau pun Marakesh saja, Rabat, ibu kota Maroko ini pun menyimpan kisah menarik. Sebenarnya, soal pemandangan atau pun atraksi wisata tak begitu istimewa, hanya saja di kota ini terdapat jalan yang menggunakan nama presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Nama Soekarno dijadikan salah satu nama jalan utama di kota Rabat sebagai penghormatan terhadap ketokohannya, terutama peranannya dalam Kongres Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, ada lagi destinasi wisata yang menarik dan tak boleh dilewatkan yaitu safari di Padang Sahara. Tempat ini jelas tidak ada di Indonesia. Sahara atau padang pasir di Maroko letaknya di kota Merzouga, sekitar 450 kilometer dari kota Marakesh.
Untuk mencapai tengah padang pasir, wisatawan harus menunggang unta di sore hari karena pada siang hari, suhu udara bisa sampai 50 derajat celcius. Tak hanya menunggangi unta, Padang Sahara pun jadi tempat syahdu untuk bermalam di tenda di tengah padang pasir sambil menikmati kuliner khas Maroko.
Di balik keunikan destinasi wisata yang ditawarkan tersebut, Maroko menyimpan tradisi ilegal namun sudah umum dilakukan di sana yaitu merokok ganja.
Sekadar informasi saja, di Maroko ganja memang dilarang dan ilegal. Namun, menemukan anak muda di jalanan sambil menawarkan ganja bukanlah hal yang sulit. Ganja yang beredar di Maroko dipercaya tidak dicampur dengan bahan lain yang mengandung zat berbahaya.
Namun, jangan sekali-kali Anda berurusan dengan barang terlarang ini jika tak ingin mendapatkan masalah di kemudian waktu.