Pantai Ujung Pandaran masuk dalam salah satu wisata Palangkaraya yang paling banyak dicari dan dikunjungi wisatawan.
Berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Pantai Ujung Pandaran jadi bukti bahwa wisata alam Palangkaraya sangat beragam, hutan, danau, sungai dan pantai ada semua di sini.
Untuk wisatawan yang bingung menentukan pilihan tempat wisata di Palangkaraya, Pantai Ujung Pandaran bisa jadi pilihan yang tepat.
Pantai Ujung Pandaran merupakam wisata di Palangkaraya yang menawarkan panorama pantai landai dengan pasir putih kecokelatan yang memiliki garis pantai nan panjang. Pantai ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Jika dilihat dari kejauhan pantai ini seperti memiliki pagar berupa pepohonan nyiur yang tertata rapi di sepanjang tepi garis pantai.
Garis pantainya yang landai kerap kali dimanfaatkan oleh wisatawan untuk bermain ombak sambil berenang santai di tepian pantai. Lokasinya yang jauh dari perkotaan membuat Pantai Ujung Pandaran ini menjadi salah satu tempat yang asyik untuk menyepi dan mencari ketenangan.
Selain memanjakan wisatawan dengan panorama alam yang cantik, Pantai Ujung Pandaran juga menyediakan berbagai macam permainan air yang menantang adrenalin. Mulai dari permainan kelompok berupa banana boat dan donut boat atau permainan individu berupa jet ski ada di sini.
Meskipun ombak di Ujung Pandaran memang tidak terlalu besar, namun bukan berarti bermain banana boat atau jet ski di pantai ini tisak menantang. Jika ingin tahu seperti apa rasanya, maka cobalah sendiri jika sedang berkunjung ke pantai ini.
Ritual adat Simah Laut merupakan salah satu adat tradisi warga di sekitar Pantai Ujung Pandaran yang bekerja sebagai nelayan. Adat ritual ini biasa digelar pada setiap tanggal 10 bulan Syawal, atau sepuluh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Wisatawan yang ingin menyaksikan langsung ritual adat ini boleh datang ke Ujung Pandaran saat waktu tersebut.
Ritual adat ini akan dimulai dengan kegiatan gotong royong para nelayan untuk membersihkan pantai. Setelahpantai bersih, para nelayan akan meneruskan ritual dengan melarung berbagai sesaji ke tengah laut. Sesaji ini biasanya ditempatkan dalam wadah berupa perahu kecil. Dengan ritual adat ini warga mempercayai bahwa mereka akan mendapat keselamatan dan limpahan rejeki selama melaut.
Untuk sampai di pantai berpasir putih ini wisatawan bisa mengawali perjalanan dari Kota Sampit. Dengan jarak tempuh sekitar 85 km melalui Jalan H.M. Arsyad, wisatawan dapat menempuh perjalanan dengan sepeda motor selama 2,5 jam. Perjalanan dengan mobil mungkin bisa memakan waktu lebih lama, terutama jika kondisi jalanan cukup padat.
Yang harus diperhatikan wisatawan adalah jalanan rusak dan berlubang di sepanjang jalan H.M.Arsyad ini. Meskipun kerusakan tidak terlalu parah namun cukup berbahaya, terutama bagi para pengendara motor.