Upacara Labuhan, Ritual Sakral untuk Peringati Tahta Sultan Jogja

Selasa, 17 April 2018 nanti, Keraton Jogjakarta akan melangsungkan Hajad Dalem Tingalan Jumenengan. Upacara labuhan menjadi salah satu rangkaian acara yang menarik untuk diikuti saat wisata ke Jogja.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Upacara labuhan Pantai Parangkusumo untuk melarungkan uborampe ke Pantai Selatan. Foto dari wisatatourjogja

Tak salah jika mengambil slogan “Jogja Istimewa”. Jogja dikarunia lanskap alam yang begitu indah dan banyak ragamnya, gunung, laut, dan hutan, semua ada.

Soal kuliner, Jogja bahkan telah dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata kuliner oleh Kemenpar. Tak berhenti sampai di situ saja, Jogja pun sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan kearifan lokal yang ada. Pada Selasa, 17 April 2018 nanti misalnya, Keraton Jogjakarta akan melangsungkan Hajad Dalem Tingalan Jumenengan.

Baca juga: Ais Kepal, Kuliner Kekinian yang Harus Dicoba di Tengah Panasnya Jogja

Hajad Dalem Tingalan Jumenengan ini merupakan serangkaian upacara adat yang digelar Kraton Jogja dalam rangka penobatan atau pun kenaikan tahta Sultan Jogja. Sebagai acara puncak, Keraton Jogja nantinya akan melangsungkan upacara Sugengan untuk memohon umur panjang bagi Sultan, kecermelangan tahta Sultan, dan kesejahteraan untuk rakyat.

Setelah rangkaian acara Sugengan, Keraton Jogja akan menggelar upacara labuhan di berbagai tempat atau pun petilasan yang dianggap sakral. Tujuan melakukan ritual ini sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan keselamatan, kesejahteraan, dan juga keselarasan alam.

Dari serangkaian acara Hajad Dalem Tingalan Jumenengan tersebut, ritual labuhan menjadi upacara yang menarik perhatian masyarakat dan juga wisatawan. Arak-arakan Keraton Jogja sambil membawa sesaji dan berbagai perlengkapan ritual lengkap menjadi hal tak biasa yang sayang kalau dilewatkan.

Jika Anda ingin menyaksikan kesakralan ritual labuhan Keraton Jogjakarta ini, berikut beberapa tempat yang akan dijadikan lokasi upacara labuhan.

Pantai Parangkusumo

Sesaji dan ubo rampe siap dilarung ke Pantai Parangkusumo. Foto dari tempo.co

Pantai Parangkusumo merupakan salah satu lokasi ritual labuhan. Diambil dari kata “labuh” yang berarti melarung maka di sini pun seluruh peserta ritual labuan akan melarungkan sesaji atau pun ubo rampe ke Laut Selatan untuk membuang sial.

Melansir dari website resmi kratonjogja, pemilihan Pantai Parangkusumo sebagai lokasi pelarungan pun atas legenda yang diyakini masyarakat dan Keraton Jogja hingga sekarang. Konon, Panembahan Senopati bertapa, merenung dan memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bisa menjadi pemimpin yang baik di Pantai Parangkusumo.

Saat bertapa, Panembahan Senopati bertemu dengan penguasa laut selatan yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Dalam pertemuan tersebut Kanjeng Ratu Kidul berjanji akan membantu Panembahan Senopati dan keturunannya. Pada akhirnya Panembahan Senopati berhasil mendirikan sebuah kerajaan, yaitu Mataram dan Keraton Yogyakarta merupakan salah satu kerajaan penerusnya.

Gunung Merapi

Berdoa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kesejahteraan warga Jogja. Foto dari blog iqbalkautsar.com

Sedangkan Gunung Merapi dipilih sebagai lokasi upacara labuhan karena dianggap berperan dalam sejarah berdirinya kerajaan Mataram. Pada tahun 1586, kondisi politis Kerajaan Pajang dan Mataram memanas. Berkat letusan Merapi yang menghancurkan perkemahan pasukan Pajang di wilayah Prambanan, perangpun berakhir. Pasukan Pajang mundur dari Mataram.

Tahun ini, upacara labuhan pun akan diselenggarakan di Gunung Merapi tepatnya di Pos Srimanganti.

Baca juga: Soto Sulung Stasiun Tugu, Kuliner Legendaris di Yogyakarta

Gunung Lawu

Ilustrasi sesaji yang diberikan untuk kuncen Gunung LawuFoto dari website resmi keratonjogja.com

Selain Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi, Gunung Lawu pun dijadikan lokasi ritual labuhan. Gunung Lawu dipercaya sebagai tempat pengasingan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit. Di mana seperti yang sudah diketahui bahwa Prabu Brawijaya V merupakan leluhur pendiri kerajaan Mataram dan Keraton Yogyakarta, Panembahan Senopati.

Sebagai bentuk penghormatan, Keraton Jogja melangsungkan upacara labuhan di sana. Uborampe diberikan kepada juru kunci Gunung Lawu yang berada di Tawangmangu.

Dlepih Kayangan Wonogiri

Foto dari blog iqbalkautsar.com

Lokasi ritual labuhan yang terakhir berada di Dlepih Kayangan. Konon, lokasi ini dulunya sering digunakan sebagai tempat bertapa para raja Mataram dan Keraton Jogja.

Jika Anda berencana untuk mengunjungi Jogja, saran kami datanglah ke sana minggu depan, tepatnya pada 17 April 2018. Kapan lagi Anda bisa menyaksikan momen langka di Jogja ini?

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU