Miris, Total 30 Ton Sampah Diangkut dari Pesisir Pantai Sanur Bali

Tumpukan sampah pantai Sanur di Bali membuat gerah wisatawan. Total, 30 ton sampah diangkut dari Pantai Sanur. Meskipun bukan murni berasal dari wisatawan dan juga warga, tapi sampah-sampah tersebut membuat citra Bali menjadi buruk.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Sampah menjadi permasalahan klasik bagi banyak destinasi wisata. Setelah Pulau Boracay di Filipina yang ditutup terkait sampah dan Pulau Bunaken yang rutin mengeluarkan sampah seberat 3 ton dalam kurun waktu 3 bulan, kini dilaporkan, kawasan wisata Pantai Sanur Bali mengangkut total 30 ton sampah dalam waktu tiga hari.

Sampah pantai sanur di Bali yang mengerikan. Foto dari sini

Sampah-sampah dari berbagai jenis seperti sampah plastik, kayu gelondongan, dan sampah sisa upacara adat telah membanjiri sepanjang kawasan wisata Pantai Sanur. Tak pelak, sampah tersebut pun menjadi perhatian para wisatawan dan juga Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.

Baca juga: Bandara di atas laut Bali Utara batal dibangun, ini alasannya.

Melansir dari Kumparan.com, Kabid Persampahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLHK Denpasar, Ketut Adi Wiguna menyampaikan bahwa dalam sehari pihaknya mengangkut rata-rata 10 ton yang dikumpulkan dari Pantai Biaung hingga ke Pantai Mertasari, atau sepanjang 1,5 km. Hingga hari ini sudah sekitar 30 ton sampah yang ditangani dan dibawa langsung ke TPA Suwung, Denpasar.

Dari total 30 ton sampah yang berhasil dikumpulkan, 30% di antaranya berupa sampah plastik.

Yayasan Rivers, Oceans, Lakes and Ecology di Bali menambahkan setiap harinya, Indonesia memproduksi sekitar 130.000 ton sampah plastik dan sampah padat. Setengah dari jumlah tersebut mendarat di lokasi pembuangan sampah, sisanya dibakar atau diibuang ke sungai atau ke laut.

 

Baca juga: Mengenal Sekala Niskala, film tentang Bali yang jadi film terbaik Berlinale 2018.

Banyaknya sampah di kawasan Pantai Sanur ini bukan semata-mata karena wisatawan atau masyarakat sekitar yang tak bisa menjaga lingkungan melainkan karena perubahan musim dari hujan ke kemarau. Selain itu, perubahan arus yang membawa sampah bawaan dari sungai ke lautan menjadi penyuplai sampah di kawasan Pantai Sanur.

Ketut Adi Wiguna pun mengimbau kepada seluruh masyarakat dan wisatawan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Jika kondisi ini dibiarkan dan terus menjadi budaya, maka ekosistem laut dan sekitar kawasan pantai akan rusak.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU