Semakin maraknya kasus kebocoran data pribadi melalui smartphone membuat masyarakat kian resah dan khawatir. Menurut Pasal 3 Ayat 3 RUU tentang Perlindungan Data Pribadi menyebut yang dimaksud data pribadi mencakup keyakinan, biometrik, genetika, data kesehatan, pandangan politik, catatan kejahatan, data keuangan pribadi, kehidupan seksualitas, serta keterangan kecacatan fisik dan mental. Kasus kebocoran data pribadi terbesar pernah terjadi pada Facebook, sebanyak 87 juta data pengguna disalahgunakan untuk kepentingan Pilpres AS 2016, satu juta diantaranya berasal dari Indonesia.
Terbaru, data penumpang maskapai penerbangan Lion Air bocor di forum pertukaran data dunia maya. Seperti diberitakan Kompas.com (18/9/2019) yang mengutip dari bellepingcomputer.com, ditemukan puluhan juta data pribadi penumpang Lion Air Group tersimpan dalam bucket situs jual beli Amazon yang tersimpan dalam dua database. Masing-masing terdiri dari 21 juta dan 14 juta catatan penumpang yang berisi file cadangan pada Mei 2019 untuk Malindo Air, Batik Air, dan Thai Lion Air.
Memasuki masa libur panjang akhir tahun membuat intensitas penggunaan smartphone semakin meningkat. Berbagai aplikasi seperti kamera, peta digital, game, dan edit gambar sangat rentan keamanan. Menyambungkan smartphone ke Wi-Fi dan pengisi daya USB asing di tempat-tempat umum juga dapat menjadi celah untuk mencuri data pribadi dengan perangkat lunak berbahaya, seperti spyware. Perlu diingat bahwa pelaku kejahatan siber dapat dengan mudah mengakses informasi berharga pengguna smartphone tanpa harus melakukan kontak fisik secara langsung.
Beberapa waktu lalu, Kaspersky Lab membagikan beberapa tips untuk menghindari kebocoran data pribadi saat sedang liburan. Kaspersky Lab merupakan perusahaan yang khusus membuat produk atau perangkat lunak antivirus, anti spyware, anti spam, dan berbagai produk keamanan lainnya.
Pencurian data pribadi juga dapat terjadi melalui aplikasi-aplikasi traveling yang terinstal di smartphone. Sangat disarankan untuk menggunakan aplikasi yang sudah terverifikasi dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi, seperti Traveloka. Tidak seperti aplikasi lainnya, Traveloka memastikan keamanan pengguna dengan berbagai fitur yang telah dikembangkan seperti notifikasi pada saat pengguna login, autentikasi dua faktor bahkan dengan autentikasi biometrik.
Account Take Over (ATO) di Traveloka tidak akan mungkin terjadi sepanjang pengguna tidak membagikan data pribadi berupa KTP/Kartu ID serta nama pengguna dan kata sandi kepada siapapun. Selain itu, pin OTP dan ATM merupakan kode rahasia yang tidak boleh disebarluaskan untuk menjaga keamanan informasi pribadi. Selain itu jangan mudah terperdaya jika terdapat pihak asing tak dikenal yang mencoba meminta data-data pribadi ataupun OTP berkenaan dengan pencairan Poin Traveloka. Perlu diketahui bahwa Poin Traveloka tidak bisa diuangkan maupun ditransfer ke akun lain.