Bagaimana Tripal.co Tetap Tumbuh, Walaupun Startup Travel Susah Berkembang di Indonesia

Contoh konkritnya adalah perusahaan startup travel Valadoo yang akhirnya gulung tikar pada tahun 2015 setelah 5 tahun berdiri.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Beberapa pihak berpikir bahwa bisnis startup travel adalah bisnis yang susah berkembang. Contoh konkritnya adalah startup Valadoo yang gulung tikar pada tahun 2015 setelah 5 tahun berdiri. Alasannya belum jelas tapi berdasarkan keterangan sang founder hal ini berkaitan dengan investor dan pendapatan yang tidak bisa menutupi biaya operasional yang dikeluarkan.

Perusahaan Startup. Sumber foto

Startup Travel susah berkembang?

Namun di balik tutupnya Valadoo, sebenarnya banyak pula perusahaan startup travel yang berkembang pesat dan mendapatkan penghargaan. Contohnya adalah triponyu yang Januari 2018 yang lalu berhasil menerima penghargaan dari United Nation World Tourist Organization (UNWTO).

Bukan hanya itu saja, salah satu startup travel yakni Tripal.co juga merasakan perkembangannya sejak pembetukannya di tahun 2015. Tren di kalangan millenial traveler menjadi salah satu alasan mengapa Tripal optimis.

“Traveling itu sekarang sudah seperti tren bagi millenial, OTA meningkat pesat dan peluang makin besar. Tripal dari sisi bisnis optimis sekali,” ujar Roy Wu, Co-Founder Tripal.co, saat Phinemo hubungi, Selasa, (13/3).

Roy Wu juga mengatakan bahwa Tripal memiliki stategi tersendiri untuk membuat bisnis startup di bidang traveling dapat berkembang pesat. Ia lebih menonjolkan pengalaman atau experience untuk membuat bisnis tetap berjalanan karena destinasi kini bukan prioritas lagi bagi traveler.

“Destinasi wisata sekarang bukan prioritas utama traveler tapi lebih ke pengalaman. Kami memilih experience dan bekerjasama dengan orang lokalnya langsung,” jelas Roy.

IT menjadi salah satu kendala startup travel

Perusahaan digital tentu membutuhkan teknologi yang mumpuni dan canggih. Roy Wu sendiri mengaku bahwa IT adalah salah satu kendala paling terasa karena para founder tak memiliki pengalaman bagus dalam bidang IT.

“Sejauh ini dari segi bisnis kendalanya adalah IT, karena para founder job desk nya tidak paham IT,” jelasnya.

Bukan hanya Tripal, beberapa perusahaan startup seperti Tiket.com, Traveloka, dan lain-lain juga lebih menonjolkan kemudahan di bidang IT dalam aplikasi mereka dalam memberikan kemudahan pelayanan bagi pelanggan. Ini menjadi salah satu penentu apakah perusahaan itu bisa memuaskan pelanggan atau tidak.

Kualitas jadi kunci utama untuk tetap bertahan

Meskipun IT menjadi salah satu penunjang perkembangan perusahaan startup tapi kunci penting dari semuanya adalah kualitas.

“Kita mengutamakan kualitas. Tahapan untuk bisa bekerja sama dengan kami pun kami lakukan dua tahap, pertama tahap pengajuan lewat website lalu kami akan verifikasi secara online, jika memang paket itu berkualitas kami akan menerimanya,” pungkas Roy.

Tripal sendiri merupakan peer to peer marketplace yang menghubungkan traveler dengan orang lokal. Nama Tripal sendiri berasal dari kata TRIP yang artinya perjalanan dan PAL yang artinya sahabat. Visi mereka tergolong unik yakni mengembangkan warga lokal sekaligus menginspirasi warga dunia melalui perjalanan wisata.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU