Banyak orang yang telah membuktikan bahwa dari hobi traveling mereka mampu memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia. Terlepas dari kontribusi untuk diri mereka sendiri, misalnya mereka yang juga mencari nafkah dari hobi tersebut. Jonathan Thamrin adalah salah satu anak muda yang sukses menorehkan banyak cerita dan inspirasi melalui hobi traveling-nya.
Jonathan Thamrin merupakan sesosok anak muda yang mencintai traveling. Melalui hobinya ini dia mencoba mencari peruntungan rejeki. Tak hanya itu, lewat hobi traveling jugalah dia akhirnya membentuk sebuah gerakan nyata untuk berkontribusi pada Indonesia, khususnya Indonesia Timur.
Jika ada yang pernah mendengar gerakan #Shoes4hope, maka Jonathan Thamrin inilah salah satu sosok yang menginisiasinya. Inspirasi gerakan inipun muncul karena Jonathan sering kali menjelajah ke Indonesia Timur dan menemukan kondisi yang cukup memprihatinkan.
Jonathan Thamrin tumbuh besar di Bali, jadi tak heran jika dirinya sudah familiar dengan dunia wisata sejak kecil. Suatu ketika Jonathan melakukan perjalanan ke beberapa kota di Papua. Dari perjalanan inilah ia mulai bertanya-tanya, ke mana saja teman-temannya, atau ke mana saja orang orang indonesia lainnya? Kenapa daerah seindah Papua hanya di datangi oleh wisatawan asing seperti Korea, Jepang, Belanda, atau Italia? Kenapa mereka hanya berlomba-lomba pergi ke Singapura dan pamer foto di sosial media sedang berada di Orchard Road?
Jonathan lantas menyadari bahwa ternyata informasi tentang wisata ke Papua, Raja Ampat secara khususnya, masih minim. Semua orang beranggapan bahwa ke Raja Ampat itu menghabiskan 20-50juta per orang.
Akhirnya Jonathan Thamrin memutuskan untuk membangun Travacello pada tahun 2014 lalu. Dia mulai membuat paket wisata dan portal website tentang Raja Ampat, di mana hanya dengan 10 juta Rupiah wisatawan sudah bisa mengeksplor Raja Ampat dengan tiket PP dari Jakarta.
Dari sana juga Jonathan mulai memutuskan untuk serius ke Travacello dan memutuskan untuk full time mengeksplor Indonesia Timur sampai dengan sekarang.
Menjelajah Indonesia Timur membuatnya bertemu dengan banyak anak-anak sekolah yang ternyata pergi ke sekolah tanpa menggunakan sepatu.
Tahun 2016, Jonathan Thamrin menyadari bahwa dirinya mempunyai sepatu yang banyak di rumah, dan dia terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk adik adik di penjuru nusantara yang sekolah belum menggunakan sepatu.
Bersama teman-temannya, dia berdiskusi hingga melahirkan sebuah gerakan yang dinamakan #Shoes4hope. Mimpinya di akhir 2016 adalah di tahun 2017 bisa mendistribusikan 1000 sepatu.
Kuartal pertama 2017, ada hal besar yang mereka dapat. Seperti mimpi disiang bolong, ada donatur yang mau mendukung kegiatan #Shoes4hope bernama Minarni Lawer (seorang tamu Travacello yang tinggal di Padang).
Tak hanya itu saja, Jonathan Thamrin juga menjelaskan bahwa siapapun yang berlibur menggunakan jasa Travacello, maka mereka sudah ikut membantu menyumbang untuk #Shoes4hope.
“Setiap satu orang yang ikut jalan-jalan dengan Travacello secara tidak langsung mereka sudah menyumbang satu sepatu sekolah untuk anak anak. Itu karena kami menyisihkan untuk dibelikan sepatu yang kami akumulasi setiap akhir tahun,” begitu cerita Jonathan.
Konsep dari #Shoes4hope adalah menggabungkan kegiatan wisata jalan-jalan sambil beramal. Jadi Jonathan dan rombongan akan menyisihkan waktu jalan-jalan satu hari untuk bermain dengan adik-adik di tempat atau destinasi yang dituju dan mendonasikan sepatu.
Untuk menghindari hal negatif, Jonathan dan tim menyerahkan tata cara pembagian sepatu kepada pihak sekolah maupun organisasi non profit yang menjadi partner.
Tahun 2018 ini program #Shoes4hope akan kembali dilaksanakan di Rote pada bulan Mei. Ada juga program untuk melanjutkan kegiatan di Sumba Timur, berupa pembangunan sekolah PAUD. Selain program tersebut, Jonathan bersama Travacello juga memiliki dua program baru yaitu Healthy Trip dan Rumah Baca.
Program Healthy Trip sendiri merupakan usaha untuk membawa para dokter untuk jalan-jalan ke Wae Rebo. Nantinya setiap dokter akan memberikan pengecekan kesehatan gratis untuk seluruh warga di Wae Rebo. Selain itu ada juga pembangunan Rumah Baca di Morotai untuk mencukupi kebutuhan buku bagi anak-anak di Morotai.
Sampai saat ini Jonathan beserta rekan-rekannya masih berusaha mencari dana untuk merealisasikan kegiatan tersebut. Salah satunya adalah dengan menjual kaos yang 100% keuntungannya akan dijadikan tambahan untuk merealisasikan semua kegiatan tahun 2018.
Selain beberapa program di atas, Jonathan bersama Travacello juga aktif dengan #1Traveler1Book. Gerakan ini mengajak para traveler yang ikut dalam travel agent tour mereka untuk menyumbangkan satu buku. Buku yang terkumpul nantinya akan disebar ke pedalaman, salah satunya Papua.
Indonesia harus punya ribuan Jonathan Thamrin, dan siapapun yang membaca tulisan ini bisa menjadi sepertinya. Bagi traveler yang ikngin ikut aktif membantu program-program tersebut, bisa langsung mengunjungi website ataupun Instagram @travacello. Jonathan dan tim men-share semua kegiatan tersebut di sosial media terutama Instagram.
Menyenangkan pastinya bukan, jalan-jalan keliling Indonesia sambil berdonasi dan berbagi. Paling tidak sebagai putra putri bangsa bsia memberi sumbangsih untuk mewujudkan asa dan mimpi adik-adik kita di pedalaman Indonesia.