Ciamis punya wisata ritual yang unik dan misterius. Tiga batu pemberi jodoh, poligami dan keturunan. Percaya tak percaya, wisata batu pemberi jodoh di Ciamis ini banyak dikunjungi wisatawan yang mengharapkan keajaiban dari kekuatan magis batu tersebut. Batu pemberi jpdph ini berada di Situs Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tepatnya di komplek Pamuruyan.
Dulunya tempat ini merupakan tempat untuk mencari wangsit. Lokasi ini bahkan dijuluki Sang Hiang Lingga Hiyang yang artinya tempat berkumpulnya atau bersemayamnya para leluhur.
Ada beberapa mitos yang melingkupi area ini, di antaranya mengenai Batu Panyandaan, Batu Panyandungan dan Batu Pangeuntengan.
Batu Panyandaan lekat dengan sosok ibu, sebab merupakan tempat dikuburnya abu jasad prameswari atau Lara Ringsing istri dari Raja Sunda Galuh Prabu Linggabuana. Orang percaya bagi siapapun wanita yang belum dikaruniai keturunan dan mau melakukan ritual duduk nyarande atau bersandar di batu tersebut maka ia akan segera diberikan momongan.
Lalu mitos tentang Batu Panyandungan yang lekat dengan lelaki karena merupakan tempat dikuburkannya abu jasad Raja Sunda Galuh Prabu Linggabuana. Panyandungan sendiri artinya memadu atau bermadu beristri dua. AJdi tak heran jika banyak dicari oleh para laki-laki yang ingin melakukan poligami.
Biasanya lelaki yang ingin melakukan poligami akan melakukan ritual sebelum pernikahan kedua atau ketiga berlangsung. Konon ritual ini dapat melanggengkan pernikahan kedua dan seterusnya. Cara ritualnya adalah dengan meletakkan tangan kiri di atas batu lalu menarik nafas sedalam mungkin. Pejamkan mata sambil diputar searah jarum jam dan mulut bersiul minimal tujuh kali tanpa menarik nafas.
Meski terlihat mudah namun ritual ini sulit dijalankan bahkan banyak pengunjung yang gagal. Ini karena menurut penjaga situs terssebut menyatakan bahwa tanpa ijin leluhur ritual ini sulit dikerjakan. Apalagi bagi mereka yang ingin berpoligami hanya karena nafsu saja.
Selanjutnya adalah mitos tentang Batu Pangeunteungan yang menjadi kuburan bagi abu jasad Citra Resmi atau Diah Pitaloka. Dia adalah seorang gadis putri mahkota yang sangat cantik dari Kerajaan Sunda Galuh, anaknya Prabu Linggabuana. Batu ini konon bisa menyerap air dari bagian bawah, hingga kerao mengeluarkannya di bagian atas batu.
Masyarakat meyakini, bila membasuh muka menggunakan air di batu itu sebanyak tiga kali, maka gadis tersebut akan bercahaya dan sehingga menjadi daya tarik lawan jenis serta mudah mendapatkan jodoh.
Mitos memang terdengar sedikit aneh dan mustahil. Tapi tetap saja, banyak dari masyarakat kita yang masih mempercayainya.