Pesta Rakyat Cap Go Meh di Surabaya berlangsung meriah di G-Walk Citraland, sejak Kamis – Minggu, (1-4/3). Pada hari ke 15 Tahun Baru Imlek, kawasan G-Walk Citraland Surabaya terasa hidup dengan nuansa ratusan lampion-lampion mewarnai perayaan Cap Go Meh 2018 yang jatuh pada tanggal 3 Maret 2018.
Perayaan Pesta Rakyat Cap Go Meh di Surabaya ini dihadiri ribuan warga yang memadati area di sepanjang ruas Jalan G-Walk Citraland Surabaya.
Seluruh rangkaian acara dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Pengunjung nampak antusias menikmati aneka ragam kuliner yang tersedia di puluhan stand yang memang didirikan untuk memeriahkan pesta rakyat night market.
Acara pembukaan ditandai dengan pawai yang diikuti tak kurang dari ratusan peserta. Peserta pawai barongsai ini datang dari beragam latar belakang sebagai wujud kebhinekaan di Indonesia.
Pawai yang menempuh rute sejauh sekitar 3,5 km ini juga menyertakan barongsai untuk ikut lomba memperebutkan aneka hadiah menarik.
Pagelaran tahunan ini didukung oleh Kokola Group bersama Citraland Ciputra Management.
“Selain barongsai dan pawai yang menjadi ciri khas Cap Go Meh, ada juga tarian naga, fashion lampion, oriental musik, orkestra oriental, zumba dan yang paling menarik adalah lomba makan lontong cap go meh,” ujar Andi Fian Octavia, Public Relation Manager Kokola Group, dalam keterangan tertulisnya pada Phinemo, Senin, (6/3).
Tahun baru Imlek selalu ditutup dengan perayaan Cap Go Meh. Salah satu yang tidak boleh ketinggalan dalam perayaan adalah Lontong Cap Go Meh.
Lontong Cap Go Meh dianggap sebagai lambang keberuntungan. Menyantap Lontong Cap Go Meh pada hari ke lima belas perayaan Imlek telah menjadi tradisi Tionghoa di Indonesia sejak dulu.
“Lontong Cap Go Meh adalah salah satu bentuk akulturasi budaya peranakan antara Tionghoa dengan lokal. Tujuan utama membuat Lontong Cap Go Meh adalah untuk menjamu tamu yang datang ke rumah, saking populernya lontong ini sudah merambah hingga mancanegara,” tambah Fian.
Festival lomba makan lontong cap go meh yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai komunitas menjadi puncak acara. Lomba ini diikuti oleh tim yang masing-masing terdiri atas 2 orang.
Menariknya, seluruh peserta lomba berpakaian chongsam atau oriental.
Penilaian dari lomba ini berdasar tim yang makan paling cepat diselingi makan biskuit manis dari Kokola Halal untuk mengurangi rasa pedas kuat yang ada pada Lontong Cap Go Meh.
“Kokola Halal berupaya terus mensosialisasikan makanan halal dan aman kepada generasi penerus bangsa,”pungkas Fian.