Saat Manusia Berhasil Bertahan di Alam Liar

Kehidupan manusia sekarang bisa dibilang amat terbantu dengan berbagai inovasi teknologi yang muncul, Namun pernahkah terbayang jika suatu waktu Anda tersesat dan harus bertahan di alam liar, tanpa semua teknologi yang Anda kenal? Mampukah Anda?

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Kehidupan manusia sekarang bisa dibilang amat terbantu dengan berbagai inovasi teknologi yang muncul, Namun pernahkah terbayang jika suatu waktu Anda tersesat dan harus bertahan di alam liar, tanpa semua teknologi yang Anda kenal? Mampukah Anda?

Realitanya, banyak manusia yang mampu melakukannya. Berikut beberapa kisahnya:

Baca juga: Kota di bawah air yang jarang diketahui kisahnya.

Hiroo Onoda, tentara Jepang pada Perang Dunia 2 yang berhasil bertahan di hutan Filipina selama 30 tahun

Hiroo Onoda bertahan di alam liar selama 30 tahun. (Foto/Los Angeles Times).

Letnan dua Hiroo Onoda merupakan seorang perwira intelijen yang ditugaskan untuk mencari informasi musuh serta bergerilya di tengah hutan.

Beragam upaya agar meyakinkan dia untuk menyerah telah sia-sia belaka. Karena tentara Jepang yang satu ini tidak pernah mau menyerah hingga titik darah penghabisannya.

Kala itu, dengan bermodalkan hanya sebilah senapan dan sebuah pedang, Hiroo Onoda berjuang habis-habisan untuk negaranya.

Pada masa bergerilya itu, Onoda harus bertahan dengan kehidupan alam liar di tengah hutan yang ganas. Namun karena dia telah terlatih secara matang maka dia berhasil bertahan di alam liar dengan beragam macam cara.

Luar biasanya, Onoda menganggap masa 30 tahun yang dia habiskan di hutan bukan waktu yang sia-sia, dia menganggap bahwa 30 tahun di tengah hutan itu adalah masa pengabdian yang terhormat bagi negaranya.

Onoda menghembuskan nafas terakhirnya di tanggal 17 Januari tahun 2014 lalu pada usia 91 tahun.

Hugh Glass, berhasil bertahan di alam liar meski terluka karena serangan beruang

Hugh Glass bertahan di alam liar meski terluka parah setelah bertarung dengan beruang. (Foto/HughGlass.org).

Hugh Glass merupakan sosok legendaris dalam sejarah tanah Amerika. Kisah sosok Hugh glass telah dituliskan jadi sebuah buku biografi, novel, dan bahkan juga dijadikan sebuah monumen bersejarah.

Sosok Hugh Glass tersebut dikenal orang dikarenakan pengalaman pahitnya saat pertarungannya dengan induk beruang Grizzly pada tahun 1823, yang kemudian dia berhasil membunuh beruang tersebut.

Meski demikian, ia harus bertahan di alam liar dengan luka dan cedera parah.

Pasca diserang oleh beruang, Glass dianggap telah nyaris mati dan dan tak bisa diselamatkan lagi hidupnya karena luka yang sangat parah.

Teman-teman Glass akhirnya menggali sebuah lubang makam untuk Glass, kemudian mereka mengambil segala macam kelengkapan, semua senapan Glass, dan juga pisau milik Glass. Mereka dengan sengaja menelantarkan Glass terbaring tak berdaya begitu saja di alam liar.

Namun ajaibnya, Glass tidak mati, kondisinya berangsur semakin membaik karena kemauan hidupnya yang tinggi. Ditambah lagi Glass memiliki skill bertahan hidup yang mumpuni. Glass terus berjalan secara merangkak, dia kala itu memakan apa saja yang bisa dia makan, dari serangga, buah-buahan, hingga bangkai-bangkai hewan yang sudah mati. Hingga pada akhirnya dia bisa berjumpa dengan teman-temannya lagi dengan marah besar karena telah diterlantarkan.

Karena keberhasilan membunuh beruang Grizzly itu, Glass mendapat julukan “Ta-Ka-Kur’uks”, yang memiliki arti adalah “beruang putih”.

Michael Peter Fomenko, sang tarzan di dunia nyata

Formenko hidup di hutan belantara karena dikucilkan masyarakat. (Foto/Telegraph.co.uk).

Michael Peter Fomenko, berumur 84 tahun, yang tekenal telah menjalani hidup layaknya Tarzan selama bertahun-tahun lamanya.

Ia dikucilkan oleh masyarakat sejak 60 tahun yang silam, hingga akhirnya terpaksa tinggal di tengah hutan belantara di Australia tanpa bekal apapun.

Baca juga: 10 dasar bertahan hidup di alam liar.

Fomenko hidup di hutan liar yang letaknya ada di antara lokasi Cape York dan lokasi Ingham, sebelah utara wilayah Queensland. Orang-orang akhirnya menjulukinya sebagai Tarzan.

Padahal Fomenko sebenarnya bukan golongan orang biasa, dulunya ia adalah seorang bangsawan asal Rusia.

Setiap hari Fomenko berjalan kaki serta hanya memakai celana pendek yang sudah lusuh dan kotor. Dia juga menggendong sebuah karung kumal di bahunya.

Fomenko bertahan hidup dengan cara berburu buaya dan babi liar di alam liar Australia.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU