Setiap pendaki pasti punya figur panutan yang menginspirasi kegiatan pendakian atau petualangan di alam. Dalam dunia pendakian sendiri banyak sosok yang inspiratif yang patut dijadikan inspirator, seperti misalnya Soe Hok Gie, Norman Edwin, atau ada juga Edmund Hilary dari pendaki mancanegara.
Sebetulnya masih ada banyak sekali sosok inspiratif dalam dunia pendakian internasional, namun mungkin namanya belum terlalu tenar di kalangan pendaki Indonesia. Salah satunya Reinhold Messner, pendaki legendaris yang konon mengusulkan Puncak Cartenz Pyramid masuk dalam jajaran seven summits dunia. Menyingkirkan Puncak Gunung Kosciuszko di Australia yang diusulkan oleh Dick Bass.
Nama Reinhold Messner tak hanya berkaitan dengan nama Cartenz, namun juga pada prestasi-prestasi lainnya yang bisa jadi para pendaki masa kini tak mengetahuinya.
Pendakian seven summits dunia faktanya menyimpan kisah yang cukup panjang dan berliku. Dalam catatan sejarah, orang pertama yang berhasil menyelesaikan proyek seven summits adalah Richard Daniel (Dick) Bass tahun 1929. Pada masa Dick Bass gunung yang masuk dalam daftar seven summits adalah Aconcagua, Kilimanjaro, Elbrus, Denali, Vinson, Everest dan Kosciuszko. Dalam daftar ini tak ada nama Puncak Cartenz dan tergantikan dengan Puncak Kosciuszko yang menurut Dick Bass dianggap mewakili puncak tertinggi di daratan Australia.
Messner justru berpendapat lain dan mengeluarkan daftar kedua untuk seven summits yang menggantikan Puncak Kosciuszko dengan Puncak Cartenz. Saat itu dari sudut pandang para pendaki, daftar yang diajukan Messner jauh lebih menantang. Memanjat Puncak Cartenz bagi Messner lebih menantang dan memiliki karakteristik ekspedisi, berbeda dengan Puncak Kosciuszko yang jauh lebih mudah didaki. Daftar seven summits milik Messner pun lebih dipilih para pendaki setelahnya, termasuk Pat Morrow sang seven summiter dunia.
Mungkin hampir tidak mungkin, mendaki ke Puncak Everest tanpa menggunakan tabung oksigen. Namun hal ini benar-benar dilakukan oleh Reinhold Messner. Tahun 1975, Messner sukses mendaki ke Gasherbrum I di Himalaya bersama Peter Habeler tanpa menggunakan tabung oksigen tambahan.
Tiga tahun kemudian, sekitaran tahun 1978 Messner dan Habeler mencoba untuk mendaki ke Puncak Everest tanpa tabung oksigen, dan berhasil. Tak puas sampai di situ, pada tahun 1980 Messner kembali lagi ke Everest. Namun kali ini agak berbeda, dia pergi seorang diri, tanpa membawa tabung oksigen, sherpas atau tangga crevasse. Dan dia dinobatkan menjadi manusia pertama di dunia yang berhasil menggapai Puncak Everes seorang diri tanpa tabung oksigen.
Di dunia ini ada 14 gunung yang tercatat memiliki puncak di “zona kematian”, yaitu di atas 8.000 mdpl. Reinhold Messner adalah orang pertama di dunia yang berhasil menggapai ke-14 puncak mematikan tersebut. Rekor ini dia capai saat dirinya berusia 42 tahun, yaitu sekitar 32 tahun yang lalu tepatnya tanggal 16 Oktober 1986.
Ke-14 puncak mematikan yang dia daki di antaranya adalah:
Sebagai sosok pendaki legenda, kata-kata Messner kerap kali dijadikan sebagai inspirasi bagi para pendaki lain. Beberapa kata bijaknya yang lantas diilhami pendaki di antaranya:
“I do this for myself because I am my own fatherland and my handkerchief is my flag”
Dalam bahasa Indonesia berarti “Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri karena saya adalah tanah air saya sendiri dan saputangan saya adalah bendera saya”
“The wonderful things in life are the things you do, not the thins you have”
Hal-hal indah dalam hidup adalah hal-hal yang Kamu lakukan, bukan hal-hal yang Kamu miliki.
“It’s always further than it looks. It’s always taller than it look. It’s always look harder than it look.”
Itu selalu lebih jauh dari yang terlihat. Itu selalu lebih tinggi dari yang terlihat. Selalu terlihat lebih sulit dari yang terlihat.