Kamu orang Palembang? Atau wisatawan yang sering ke Palembang? Pasti tidak asing lagi dengan Pempek Palembang, bukan?
Siapa yang bisa menolak kelezatan Pempek Palembang?
Pempek Palembang atau ada juga yang menyebutnya empek-empek, adalah kuliner yang terbuat dari daging ikan. Daging ikan ini digiling lembut, lalu dicampur tepung kanji (secara salah kaprah sering disebut sebagai “tepung sagu”).
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang; baik di restoran, pinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Tahun 1980-an, penjual biasa memikul satu keranjang penuh pempek sambil berjalan kaki berkeliling menjajakan makanannya.
Jika dirunut ke belakang, pempek telah ada di Palembang sejak perantau Tionghoa datang pada abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam.
Nama pempek berasal dari sebutan apek atau pek-pek, yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan di Sungai Musi hanya sebatas digoreng dan dipindang.
Ia lalu mencoba alternatif pengolahan lain, yaitu mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru.
Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan “pek … apek”, maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Ada juga versi lain tentang sejarah Pempek Palembang. Pempek sebetulnya merupakan adaptasi dari makanan Tionghoa seperti bakso ikan, kekian atau pun ngohiang.
Apapun versi sejarahnya, semua orang mengakui kuliner khas Palembang ini memang memiliki cita rasa yang lezat, gurih, serta pedas. Tak heran jika banyak orang ketagihan jika mencicipi kuliner satu ini.
Orang Palembang dan pencinta kuliner sejati pasti bisa menjawab 6 pertanyaan mudah ini.
[viralQuiz id=153]
