Kegiatan di Pura Besakih yang berada di kaki Gunung Agung saat ini masih terus berlangsung seperti biasa, begitu juga wisatawan masih terus berkunjung ke Pura Besakih.
Meski terdampak erupsi Gunung Agung, tidak ada penutupan pura terbesar di Bali yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Karangasem tersebut.
“Sejak meletus Senin kemarin, kita tidak pernah melakukan penutupan Pura. Bahkan sejak sebulan lalu yang erupsi itu kita tetap melayani wisatawan dan pesembahyangan,” ujar Wayan Ngawit, Plt Manager Operasional Pengelolaan Kawasan Pura Besakih, dilansir dari Detik.com, Kamis (5/7/2018).
Sementara Ketua Badan Pengelola Kawasan Besakih, Sudikerta, menjelaskan bahwa Pemerintah belum berani untuk menyatakan kawasan Besakih ditutup atau tidak karena situasi dan kondisi belum pasti. Sedangkan Pura Besakih merupakan tempat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Hindu di Bali.
Pura Besakih berjarak 5 kilometer dari atas puncak Gunung Agung. Jarak ini masih tergolong aman, karena PVMBG merekomendasikan jarak bahaya erupsi Gunung Agung berada di 4 kilometer.
Embusan asap dan abu sama sekali tidak berdampak pada aktivitas di Pura Besakih dan sekitarnya karena embusan awan mengarah ke barat.
Dilansir dari sumber yang sama, wisatawan domestik dan mancanegara terlihat mengunjungi Pura Besakih. Mereka seolah-olah tak menghiraukan adanya erupsi Gunung Agung.
Bahkan bagi mereka, erupsi Gunung Agung tersebut menjadi daya tarik tambahan saat mengunjungi pura itu.
“Momen erupsi menjadi menarik ketika kita sempat berfoto dengan berlatar belakang Pura. Sementara dibelakang Pura ada erupsi Gunung Agung,” terang Jan Piere, wisatawan asal Perancis pada Kamis (5/7/2018).