Prosesi pemotongan rambut anak gimbal adalah hal paling sakral dalam rangkaian acara Dieng Culture Festival. Acara ini sekaligus menjadi penutup kemeriahan Dieng Culture Festival 2017.
Di balik semaraknya event tahunan ini, ada beberapa hal menarik yang terjadi, ini dia:
Napak tilas ini dilakukan oleh para sesepuh dan pemangku adat Dieng. Bertujuan agar kegiatan pemotongan rambut anak gimbal makin lancar dan tak ada halangan suatu apapun pada hari H.
Tim Phinemo sendiri menyempatkan diri untuk ikut dalam napak tilas ini dan menemukan hal menarik. Ternyata tempat sakral yang dikunjungi oleh pemangku adat adalah candi dan sumber mata air yang berada di daerah Dieng. Konon jika napak tilas ini tidak dilakukan maka akan ada hal-hal negatif yang terjadi dalam serangkaian prosesi pemotongan rambut anak gimbal.
Total ada 23 tempat yang harus dikunjungi oleh pemangku adat agar prosesi pemotongan rambut anak gimbal sukses dilakukan. Salah satu tempatnya adalah Sendang Balekambang, Sendang Kalipepek, Candi Dwarawati, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Gua Semar, dan Kawah Candradimuka.
Baca selengkapnya tentang prosesi napak tilas ruwatan bocah gimbal Dieng di sini.
Bocah gimbal akan dirias mengenakan baju adat Jawa berwarna putih, kain jarik, dan ikat kepala berwarna putih. Iring-iringan bocah rambut gimbal ini sendiri dimulai dari rumah seorang pemangku adat. Bocah-bocah gimbal akan dibawa menggunakan kuda menuju Candi Arjuna.
Yang menarik, tahun ini Guberbur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi pemimpin iring-iringan bocah gimbal ini. Para dayang cantik, gunungan ketupat, dan sesaji juga jadi pelengkap prosesi ini.
Setelah diarak keliling kampung menuju kawasan Candi Arjuna, bocah gimbal akan melanjutkan prosesi penting yaitu Jamasan. Jamasan merupakan prosesi di mana rambut anak gimbal akan dibilas menggunakan air suci dari tujuh sumber mata air yang diambil saaat prosesi napak tilas oleh pemangku adat.
Para anak rambut gimbal yang rata-rata berusia 6 tahun terlihat bersemangat dalam prosesi ini. Mereka bahkan menikmati prosesi ini meski ribuan pasang mata sedang memperhatikan mereka, termasuk 20 pasang raja dari seluruh nusantara.
Setelah jamasan selesai, para anak gimbal ini dibawa menuju Candi Arjuna. Mereka bergantian melaksanakan prosesi pemotongan rambut dengan muka sumringah. Permintaan yang selama ini diinginkan oleh para anak gimbal inipun satu persatu dibagikan agar anak tersebut tak lagi mengalami hal-hal magis.
Anak gimbal yang mengikuti prosesi ruwatan ini sendiri berjumlah 9 anak. Mereka adalah Tristan (3,5 tahun), Hifafah (9 tahun), Hikma (5 tahun), Aulia (6,5 tahun), Nur Aminatun (6,5), Naila (6,5 tahun), Lintang (5,5 tahun), Sulis (6 tahun), dan Solekha (6,5 tahun).
Permintaan anak-anak ini sangat beragam, mulai dari boneka, sepeda, sapi, tablet, kambing, hingga burung Lovebird. Lucu sekali ya permintaan-permintaannya.
Prosesi paling akhir dalam ruwatan anak gimbal adalah pelarungan. Pelarungan ini dilakukan di Telaga Warna. Telaga Warna dipilih karena sumber air yang akan mengalir ke Sungai Serayu yang bermuara ke Pantai Selatan.
Ohya, tim phinemo juga berhasil mengumpulkan beberapa foto prosesi sebelum dan sesudah ruwatan. Lihat kumpulan fotonya di: Kilasan Kemeriahan Dieng Culture Festival 2017 yang Bakal Bikin Gagal Move On