Perayaan Imlek di Jakarta dan Tradisi Unik Patekoan

Uniknya perayaan imlek di Jakarta, selain pertunjukan Liong dan Barongsai ada juga Tradisi Patekoan yang sudah dilakukan turun-temurun dari masa lalu. Konon tradisi ini diajarkan oleh Kapiten Gan Djie, seorang kapiten Cina atau Kapitein der Chineezen ketiga di Batavia. Warga Jakarta harus coba ikuti tradisi ini!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Tak jauh berbeda dengan kawasan lain, perayaan imlek di Jakarta juga tak bisa lepas dari pertunjukan Liong, Barongsai dan perayaan Cap Go Meh. Jika perayaan imlek di Semarang khas dengan tradisi Tok Panjang, Imlek di Singkawang khas dengan mie panjang umur dan Pawai Tatung, maka perayaan imlek di Jakarta juga tak kalah seru.

Ada Tradisi Patekoan yang sudah diadakan sejak dahulu kala. Tradisi ini secara turun-temurun diajarkan oleh Kapiten Gan Djie, seorang kapiten Cina atau Kapitein der Chineezen ketiga di Batavia.

Tradisi Patekoan meriahkan perayaan Imlek di Jakarta. Sumber

Tradisi Patekoan ini diadakan di kawasan pecinan Jakarta yaitu di Glodok. Dalam tradisi ini wisatawan yang berkunjung ke kawasan pecinan Jakarta akan mendapati jejeran teko berjumlah delapan yang terpasang rapi di tepi jalan. Empat teko berada di sisi kanan, empat teko di sisi kiri dan ada selusin cangkir di bagian tengahnya.

Baca juga: Imlek di Solo, Bukti Nyata Asimilasi Budaya Jawa dan Tionghoa

Teko-teko ini berisi teh tawar dan teh manis. Siapapun boleh mengambil dan meminum teh yang telah tersedia. Tak peduli dari ernis manapun, teh Patekoan ini adalah milik bersama. Sesuai dengan yang tertulis di meja teh, “Silakan minum! Teh untuk kebersamaan, teh untuk masyarakat”.

Tradisi Patekoan terus dilakukan bukan tanpa alasan. Tradisi ini terus dijalankan adalah untuk mengenang nuansa kampung China masa lampau dan semangat kebersamaan di masyarakat. Selain itu adanya tradisi Patekoan ini juga diharapkan mampu menjaga interaksi dalam kehidupan bermasyarakat antar etnis.

Tradisi unik Patekoan yang banyak diminati wisatawan saat perayaan imlek di Jakarta. Sumber

Tradisi Patekoan sebelumnya pernah terhenti lantaran bangunan di Pecinan Jakarta tidak berfungsi, terutama saat setelah terjadinya kerusuhan tahun 1998. Namun saat perayaan Imlek di Jakarta tahun 2016 lalu, setelah bangunan di pecinan ini difungsikan kembali maka tradisi Patekoan juga ikut dihidupkan kembali.

Baca juga : Imlek di Semarang, Ini Susunan Lengkap Rangkaian Acaranya

Meski tradisi Patekoan tidak hanya digelar saat imlek saja, namun saat momen parayaan imlek di Jakarta digelar akan lebih banyak wisatawan yang datang ke Patekoan ini. Tak hanya wisatawan dari Jakarta, namun banyak juga wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri yang ingin merasakan suasana kemeriahan perayaan imlek di Jakarta. Salah satunya dengan ikut merasakan tradisi Patekoan yang hanya ada di Glodok Jakarta.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU