Penampilan Memukau Para Seniman di Jogja International Street Performance 2017

Jogja International Street Performence (JISP) merupakan pertunjukan seni bertaraf internasional yang diadakan di kawasan Yogyakarta menghadirkan seniman dari berbagai negara. Pada tahun 2017 ini JISP mengangkat tema The Dancing City.

SHARE :

Ditulis Oleh: Syaiful Millah

Foto : Penampilan salah satu peserta JISP, Bornoe Lantunan Aqoustic (Kalimantan Tengah).

Jogja International Street Performence (JISP) 2017 selesai di gelar, setelah diadakan selama dua hari Minggu dan Senin 24-25 September 2017 bertempat dibeberapa lokasi yakni Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Area Parkir Jalan Mangkubumi dan Halaman Kantor Harian Kedaulatan Rakyat. 

JISP sendiri merupakan event seni pertunjukan bertaraf internasional yang dirancang oleh seniman-seniman Jogja bersama dengan Dinas Pariwisata DIY. JISP telah berlangsung sejak tahun 2010,berangkat dari pemikiran bahwa Yogyakarta merupakan kota dengan iklim kesenian yang tumbuh subur serta kekayaan seni budaya yang terawat baik sehingga banyak seniman dari luar negeri berkeinginan tampil di Yogyakarta. Maka dibentuklah ruang bagi apresiasi seni dan para seniman di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Bertemakan #5 Jogja The Dancing City

Tahun 2017 ini, Jogja International Street Performence mengangkat tema ‘#5 Jogja The Dancing City’ dengan tagline Jogja Jejogedan dengan menampilkan puluhan seniman dari berbagai negara yang berfokus pada kesenian tari. 

Dalam kesempatan ini, acara JISP 2017 diharapkan akan memperjelas kerjasamanya dengan Dancing Cities Network yang berpusat di Barcelona, Spanyaol dan memasukkan event ini menjadi bagian dari Dancing Cities Network yang sudah diikuti oleh puluhan negara baik di Eropa maupun Amerika Latin. Sehingga tema ini diangkat untuk dalam JISP 2017 UNTUK mewujudkan mimpi sekaligus mengukuhkan Yogyakarta sebagai salah satu The Dancing City.

Public Space and On Stage Performence

Foto : Stage Jogja International Street Performence di Monumen SO 1 Maret.

Acara JISP 2017 ini diadakan dibeberapa tempat di kawasan Yogyakarta yang meliputi kegiatan Public Space Performence dan On Stage Performence. Ruang-ruang publik ini diharapkan akan menjadi alternatif bagi kreativitas seniman untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat sehingga bisa meningkatkan apresiasi masyarakat atas pertunjukan-pertunjukan seni.

Salah satu Stage ditempatkan di Monumen SO 1 Maret Yogyakarta, dan dijadikan sebagai tempat pembukaan Jogja International Street Performence 2017. Meskipun sempat diguyur hujan beberapa saat, malam pembukaan JISP 2017 tetapi dihadiri oleh ratusan pengunjung yang antusias. 

Adapun ruang publik yang disediakan dalam JISP 2017 berlokasi di area parkir JL. Mangkubumi dan halaman kantor Harian Kedaulatan Rakyat, Jogja dengan diisi oleh puluhan seniman dengan masing-masing pertunjukan seni yang memukau, tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dari seniman luar negeri. 

6 Grup Tari Mancanegara tampil di JISP 2017 

 

Setiap tahunnya, gelaran JISP secara konsisten menggandeng tidak hanya seniman lokal tetapi juga dari berbagai negara untuk turut tampil memeriahkan acara. Acara ini memang salah satu tujuannya adalah untuk memberi ruang pada para seniman dari berbegai negara agar bisa bersilaturahmi dan saling berinteraksi serta berkreasi menunjukkan kreatifitasnya dalam menampilkan kesenian.

Sebanyak enam grup kesenian dari luar Indonesia ikut tampil memeriahkan rangkaian acara JISP 2017, grup dari mancanegara itu antara lain Rina Takahashi (Jepang), Kelompok Seni Universiti Kebangsaan Malaysia (Malaysia), Kalpana Dosivan & Rupbiny Jayaseelan (Singapura), Wang Yue Kwn (Taipei), Ranranga Dance Academy (Srilangka) dan Poleen Caarla Rosito & Dancers (Filipina). 

Foto : Penampilan tari dari grup asal Filipina menyita perhatian pengunjung JISP.

Salah satu penampilan seniman mancanegara yang memukau para penonton adalah tarian dari grup Poleen Caarla Rosito & dancers yang berasal dari Baguio, Filipina. Penampilan kelompok tari ini melibatkan kelompok laki-laki dengan pakaian “seadanya” sambil memainkan alat musik sejenis gendang dan bambu serta kelompok perempuan dengan pakaian adat, kedua kelompok ini saling bergantian menari sambil satu waktu menari bersama sehingga terkesan sedang beradu kemampuan tari dari masing-masing kelompok. 

Penampilan seniman Indonesia yang tak kalah memukau

Selain penampilan para seniman dari mancanegara, JISP 2017 juga menampilkan pertunjukan seni epik dari para pelaku seni dalam negeri, baik dalam skala nasional maupun lokal Jogja.

Beberapa grup nasional yang tampil adalah Bellacaoustic berasal dari Kalimantan Tengah, Daya Presta dari Jakarta, Phoenix Dance dari Semarang, Topeng Losari dari Cirebon dan Kapuseni dari Bangka. Adapun grup seni yang berasal dari Jogja diantaranya Satriya Ayodya, Sanggar Seni Kinanti Sekar, Sanggar Tari Anak Tembi, Mila Art Dance, Artha Dance, Devintri, Abib Igal dan Alvien Lie.

Foto : Grup tari asal Semarang menampilkan tarian tangan seribu Dewi Kwan Im.

Banyak penampilan seniman dalam negeri yang mampu memukau pengunjung, salah satunya adalah Phoenix Dance yang berasal dari Semarang. Penampilan grup ini mengadopsi legenda Dewi Kwan Im yang memiliki seribu tangan, tarian yang dibawakan oleh para perempuan berbusana serba kuning ini mampu membuat pengunjung berteriak, hening dan bertepuk tangan meriah.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU