Selalu ada orang baik dan peduli di dunia ini.
Banyak orang yang bilang bahwa manusia adalah sumber kerusakan nyata yang ada di alam. Entah Kamu mau mengakuinya atau nggak, tapi hal ini memang ada betulnya.
Banyak kerusakan alam yang sengaja dibuat manusia, yang akibatnya berbagai ekosistem pun rusak.
Tapi bertolak belakang dengan anggapan itu, Pamela Gale Malhotra dan suaminya Anil Malhotra justru membuktikan pada dunia bahwa manusia seharusnya jadi penyelamat bumi.
Pamela dan Anil memutuskan untuk membeli sebuah lahan hutan hujan tahun 1991 silam. Dan selama 26 tahun terakhir ini mereka berdua telah menghijaukan kembali kawasan hutan hujan tersebut.
26 Tahun silam Pamela dan Anil menemukan sebuah lahan hutan yang mengalamai deforestasi ekstrim. Deforestasi sendiri adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non-hutan. Deforestasi ini bisa juga disebabkan oleh kebakaran hutan baik yang disengaja atau terjadi secara alami.
Saat Pamela membeli lahan hutan ini di tahun 1991, sudah banyak bagian hutan yang ditinggalkan begitu saja tanpa ada usaha pelestarian lahan atau lingkungan. Sudah banyak kawasan gundul, yang secara nggak langsung punya pengaruh buruk pada curah hujan dan juga persediaan air di India.
Kerusakan alam ekstrem yang terjadi di kawasan hutan Distrik Kodagu memunculkan rasa prihatin bagi Pamela dan Anil. Ladang sawah, kopi dan kapulaga juga dibiarkan terbengkalai begitu saja. Ditambah lagi penggundulan hutan yang massive, tentu akan butuh banyak tenaga untukmemperbaiki semuanya. Nggak cuma itu, dia juga butuh ekstra biaya dan waktu untuk membuat kawasan hutan hujan ini hijau dan asri kembali.
Pamela dan Anil akhirnya membuat keputusan untuk membangun sebuah cagar alam di kawasan ini. SAI Sanctuary saat ini sudah memiliki luas sekitar 300 hektar dan menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 200 spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, termasuk gajah Asia dan harimau Bengal.
Pamela mengibaratkan, awal tahun 1991 SAI Sanctuary adalah tempat yang mati. Kalau Kamu berjalan di dalamnya, Kamu hanya akan mendengar suara daun kering yang terinjak. Beda jauh dengan yang sekarang, hutan rasanya hidup dengan suara-suara dari ranting, pohon, burung dan hewan yang hidup di dalamnya.
Kondisi hutan yang sudah kembali lebat dan perairan yang sudah pulih membuat Pamela dan Anil merasa sangat bahagia. Mereka bahkan nggak menduga kalau mereka bisa melakukan itu semua. Ya, meski butuh waktu yangs angat lama.
Dari perjuangan panjang Pamela dan Anil selama 26 tahun, kini kondisi kawasan hutan hujan di Distrik Kodagu sangat bagus.
***
Apa yang dilakukan Pamela dan Anil benar-benar mulia dan bisa jadi contoh yangbaik untuk semua orang. Andaikan ada Pamela dan Anil lain di belahan dunia berbeda, pastinya bumi ini akan lebih indah dan “sehat”.
Ayo gais, sebarkan semangat positif dari Pamela dan Anil ini ke semakin banyak orang. Biar makin banyak orang juga yang peduli pada keberlangsungan hidup dan kelestarian hutan.