Menghidupkan kembali wisata kota Lama tak hanya mempercantik setiap jengkal bangunannya, tapi harus melibatkan masyarakat setempat juga. Cara itulah yang telah dipilih para pegiat wisata Semarang untuk lebih meramaikan lagi kawasan wisata kota Lama.
Dalam rangka mempersiapkan Kota Lama Semarang sebagai bagian dari warisan pusaka dunia atau World Heritage Unesco, para pegiat wisata kota Lama melibatkan para pengayuh becak Kota Lama Semarang sebagai local guide atau pemandu wisata untuk wisatawan.
“Konsep kota pusaka dunia UNESCO itu living heritage, jadi harus ada kehidupan nyata yang melibatkan masyarakat sekitar dalam berkebudayaan,” tutur perwakilan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Agus S. Winarto
Selain mengaktifkan kembali gedung-gedung tua, Agus menambahkan bahwa masyarakat dan kebudayaan perlu dilibatkan agar bisa saling melengkapi. Cara yang dilakukan ini menurutnya mirip seperti yang dilakukan Old Town Melaka di Malaysia.
“Seperti di old town Melaka Malaysia itu hidup semua, jadi di Kota Lama juga nanti konsep seperti itu,” kata Agus.
Untuk melatih para pengayuh becak kota Lama Semarang sebagai local guide, nantinya akan ada pelatihan bercerita tentang sejarah kota Lama, gedung-gedung yang ada di sana, dan bagaimana berkeliling di 116 gedung tua.
Dan sebagai permulaan, pegiat kota Lama Semarang mengadakan lomba membatik becak pada Minggu (20/5) yang diadakan di Jalan Kepodang depan Gedung Monod Huis.
Dalam lomba tersebut telah disediakan 29 becak. Nantinya becak tersebut siap digunakan sebagai media becak wisata.
Becak-becak itu sebagian merupakan milik warga sekitar Kota Lama. Sebagian lagi merupakan sumbangan dari Agus S Winarto. Ia membeli becak-becak bekas, untuk kemudian dijadikan bahan bagi kegiatan membatik menggunakan media becak.