Pantai di Pacitan Jawa Timur yang Bisa Kamu Jelajahi Akhir Pekan Ini

Coba jelajahi pantai-pantai di Pacitan Jawa Timur ini di akhir pekan nanti!

SHARE :

Ditulis Oleh: Desy Lestari

Memang benar yang mengatakan: “jika kamu ingin mendapat hasil memuaskan maka kamu harus berusaha keras untuk mewujudkannya.” Setidaknya itulah yang saya dan teman saya rasakan ketika menempuh perjalanan dari Jogja hingga ke pelosok Pacitan.

Kalau jalur yang ditempuh adalah jalan tol atau jalan beraspal, mungkin saya tidak akan mengeluh. Tapi, yang kami tempuh adalah jalanan berliku, naik-turun, keluar-masuk kampung yang jalanannya berbatu. Pokoknya penuh perjuangan jika ditempuh dengan sepeda motor, ditambah kami nyasar kesana-kemari.

 

Pantai Soge yang terabaikan

Foto oleh Desy Lestari

Setelah jarak yang ke seratus sekian dan bertanya kesana kemari, akhirnya sampailah kami di Pantai Soge. Ternyata, pantai ini terletak di pinggir jalan besar dan mudah sekali dijangkau, jauh dari perkiraan kami yang awalnya mengandalkan GPS dan berakhir tersesat.

Meskipun letaknya di pinggir jalan raya, pantai ini sangat jauh dari keramaian. Penyebabnya mungkin karena fasilitas yang belum memadai, seperti tidak ada jajaran warung layaknya pantai lain, tidak ada penginapan untuk kamu yang mungkin ingin berlibur di sini, serta juga kurangnya promosi dari pihak berwenang.

 

Menuju Ngirboyo, susuri dulu Sungai Maron, ‘Amazon’-nya Pacitan yang Penuh Batu Akik

Foto oleh Desy Lestari

Jarak dari Pantai Soge ke Sungai Maron ini kurang lebih dapat ditempuh dalam waktu 1 jam. Bukan karena jaraknya yang jauh, namun karena saat itu kami lewat desa yang fasilitas jalannya tidak memadai, berbatu tajam dan penuh tanjakan curam yang membuat saya merasa lebih baik jalan kaki saja.

Sesampainya di Sungai Maron, kami langsung mencari perahu yang akan membawa kami ke Pantai Ngirboyo. Setelah tanya keseorang bocah di pinggir jalan, kami diantar ke rumah seorang pembawa perahu bernama Pak Eko. Kesan pertama saya, beliau sangat ramah! Beliau juga sempat akan memberi kami batu akik, tapi saya menolak karena menjual batu akik adalah salah satu mata pencaharian bapak tersebut, saya tak ingin beliau rugi.

Pak Eko bercerita, Sungai Maron ini penuh dengan batu akik. Dan menakjubkannya lagi, di bagian sungai yang dangkal kamu akan dengan mudah menemukan batu akik meskipun berada di perahu. Namun, para pendatang dilarang keras untuk mengambil apapun dari sungai ini karena sudah dimuat dalam PERDA.

Foto oleh Desy Lestari

Oh iya, tarif perahu dari Sungai Maron ke Pantai Ngirboyo ini termasuk murah. Cukup merogoh kocek Rp100.000,- untuk penumpang maksimal 12 orang. Jadi lebih baik jika kalan pergi dengan rombongan.

Menurut saya tidak berlebihan jika orang yang pernah berkunjung ke Sungai Maron akan menyebutnya sebagai replika Sungai Amazon. Di bagian sungai yang dalam, kami disuguhi pemandangan air sungai berwarna hijau menyilaukan dilengkapi dengan jajaran pohon-pohon kelapa di sebelah kanan dan hutan sebelah kiri. Luar biasa!

 

Pantai Ngirboyo dengan kecantikan sunset-nya

Foto oleh Desy Lestari

Tujuan akhir dari perjalanan kami adalah menikmati fenomena sunset di Pantai Ngirboyo. Ditemani para pemancing dan beberapa pengunjung yang ada di pantai tersebut. Kami bahkan sempat main lempar buah kelapa, berhubung kami tidak punya bola. Seru sekali bisa menghabiskan waktu di sana.

Pemandangan pantai berpasir hitam dan debur ombak yang kadang menyapa membuat suasana terasa semakin menyenangkan. Saya sangat senang menghabiskan waktu di tempat ini dan selanjutnya saya pasti akan kembali lagi. Tentunya bukan hanya untuk menghilangkan rindu pada tempat ini tapi juga menemui Pak Eko yang baik hati, yang sudah menawari kami untuk makan dan menginap di rumahnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU