Anda pasti tidak asing dengan kuliner omelet. Panganan berbahan dasar telur yang digoreng dan biasanya dijual dengan harga Rp14 ribu seporsi ini ternyata dijual dengan harga selangit di luar negeri.
Salah satu tempat yang terkenal dengan omeletnya yang super mahal adalah kedai kaki lima di Bangkok, Thailand milik seorang nenek 75 tahun bernama Jay Fai atau lebih dikenal Sister Mole. Ia menjual omeletnya dengan harga mulai dari Rp460 ribu. Mahal banget bukan? Padahal satu porsi omeletnya tak besar. Ukurannya biasa saja.
Meskipun harganya selangit, omelet kaki lima ini selalu laris manis dan diserbu wisatawan. Bahkan, Anda harus rela mengantre berjam-jam untuk bisa mencicipi omelet Sister Mole yang terbuat dari telur yang dicampur dengan daging kepiting seperti yang dilakukan oleh food vlogger asal Indonesia, Gerry yang harus antre 5 jam untuk bisa menyantap omelet Sister Mole ini.
Mahalnya omelet di kedai kaki lima ini diduga dikarenakan daging kepiting yang digunakan terbilang mahal.
Daya tarik lain dari kedai kaki lima ini adalah gaya Jay Fai saat memasak. Ia selalu kenakan kacamata renang saat memasak. Kuliner lezat dan keunikan gaya saat memasak membuat kedai Jay Fai ini terkenal seantero Bangkok. Kedai ini pun telah menjadi kuliner kaki lima Bangkok karena usianya pun yang mencapai 40 tahun.
Tak hanya itu saja, Kedai Jay Fai ini pun dianugerahi Michelin Star 1. Sungguh penghargaan yang luar biasa, seperti yang diketahui selama ini Michelin Guide, perusahaan pemberi gelar Michelin Star selalu identik dengan restoran mewah dengan cita rasa lezat. Tak heran, omelet kaki lima ini berharga mahal.
Omelet yang harganya tak masuk akal ini ada di New York, tepatnya di Hotel Parker Le Meridien. Karena harganya yang super mahal, omelet di hotel ini dinamai dengan nama Dollar Frittata Zillion Lobster.
Harga per porsinya senilai US$ 2.000 atau seharga lebih dari Rp 26 juta (red: 1 dollar Rp14.350), seperti yang dilansir dari Liputan6.com, Senin (2/7/2018).
Alasan mengapa omelet di hotel ini mahal karena hidangan ini memakai lobster dan kaviar yang umumnya dihargai US$ 65 per ons.
Marisa Zafran, direktur humas Parker Meridien, mengatakan bahwa harga yang dibanderol pada omelet itu sangat normal. Harga mahal itu diberikan karena omelet ini menggunakan bahan-bahan langka.
“Kami benar-benar tidak mengambil banyak untung dari menu tersebut. Kami hanya menjualnya sesuai dengan biaya bahannya,” tutur dia.
Karena harganya yang selangit, hidangan ini hanya dipesan oleh 12 orang setiap tahunnya.