Siapa sih yang nggak pengen jalan-jalan? Sepertinya hampir semua orang mau banget kalau diajak traveling. Apalagi seperti sekarang ini, saat traveling sedang jadi trend.
Namun, ketika banyak orang yang menyerukan ajakan dolan, maka tidak demikian dengan Grant Cardone. Pria berkerwarganegaraan Amerika yang merupakan seorang motivator, penulis, penanam modal di bisnis properti, serta pelatih penjualan malah melarang para anak muda untuk traveling. Dikutip dari worldofbuzz, Grant Cardone menyatakan,
“Travel is not going to solve your problem. Life will likely be no better at the end of it and finances will likely be worse.”
Menurut Grant, hidup nggak bakal jadi lebih baik pada akhirnya, malah ada kemungkinan keadaan finansial kita semakin memburuk. Dengan prinsip tersebut, alih-alih menyebarkan virus ajakan dolan selagi muda, miliuner ini malah mengajak para milenial buat bekerja keras di masa muda buat modal traveling di masa mendatang.
Grant berpendapat bahwa para millenials hanya akan memboroskan uang untuk traveling. Bersenang-senang saat merasakan kepenatan atau menemui masalah hidup. Sedangkan, keadaan finansial di masa mendatang yang dikhawatirkan semakin memburuk akan membawa para milenial dalam keterpurukan.
Maka dari itu, Grant Cardone menyarankan para milenial untuk bekerja keras menghasilkan banyak uang dan kembangkan skill demi masa depan. Dapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi, supaya mereka bisa gunakan uang tersebut untuk membiayai semua kebutuhan traveling seperti yang telah dilakukan Grant Cardone saat ini.
Kerja dulu traveling kemudian. Seperti itulah prinsip Grant. Karena bagi dia, traveling bisa menunggu sedangkan masa muda penuh gairah dan kreatifitas nggak boleh terbuang percuma. Harus dimanfaatkan untuk ciptakan peluang membangun karir di masa mendatang. Kalau sudah tua, apa masih sanggupkah bersaing dengan para anak muda di dunia kerja?
Tapi, saya pribadi kurang setuju dengan pendapat Grant Cardone. Bukankah segala yang berlebihan nggak baik buat kesehatan tubuh hati dan pikiran? Pun dengan bekerja dan traveling.
Okelah masa muda meniti karir dengan kerja keras. Banting tulang peras keringat buat masa depan yang cemerlang. Travelingnya kemudian. Tapi, yakin, nanti kalau udah sukses masih bisa traveling? Masih bisa jalan-jalan haha hihi sama teman? Kok saya pesimis ya, jangan2 nanti pas udah sukses di usia matang, sense of traveling nggak segereget masa muda seperti sekarang.
Nah, traveling terus-terusan tanpa memikirkan masa depan juga kurang baik. Apalagi kita hidup di Indonesia, negara yang masih cukup kental adat tradisinya. Nggak bisa bertindak bebas semau jidat.
Kita tetap memikirkan kapan kita berkeluarga, membangun karir yang matang buat jaminan hari tua. Semua harus dipikirkan. Kecuali Kamu tinggal di keluarga yang liberal dan modern yang membebaskanmu hidup sesuka hati tanpa ada aturan adat berkeluarga dsbnya.
Kembali lagi, hidup itu tentang pilihan. Bagaimana kamu memilih keputusan di antara banyak pilihan. Saya, sebagai orang yang hidup di lingkungan dengan norma aturan dan adat istiadat yang masih terjaga namun tetap memegang prinsip kebebasan yang bertanggungjawab, lebih memilih untuk bekerja sambil traveling.
Tetap memikirkan bekal masa depan dan mengisi masa muda dengan traveling agar nggak menyesal nantinya. Minimal banget, traveling setahun dua kali lah. Karena kita nggak bisa selamanya terlalu keras bekerja dan sebaliknya gak boleh terlalu berfoya foya buat traveling. Hidup harus seimbang antara kebutuhan material, emosi, hati, dan pikiran. Jadi, travelinglah selagi bisa tanpa harus meninggalkan pekerjaan.
***