Apapun jalur pendakiannya, setiap pendaki Gunung Arjuno di Jawa Timur pasti akan melewati Alas Lali Jiwo sebelum akhirnya sampai ke puncak. Ini merupakan sebuah kawasan hutan cemara yang rimbun dan hijau yang konon penuh dengan misteri.
Alas Lali Jiwo jika diartikan dalam bahasa Indonesia disebut Hutan Lupa Jiwa. Dinamai ini karena konon ketika berada di kawasan ini pendaki bisa lupa diri. Terlebih untuk orang-orang yang memiliki niat jahat atau mereka yang melanggar pantangan-pantangan hutan ini.
Pantangan pertama yang sering dilanggar adalah sikap sombong pendaki. Biasanya makhluk halus di hutan ini mengerjai pendaki sombong dengan membuatnya tersesat ke dalam jalan mistis yang tak ada ujungnya.
Kejadian mistis itu biasanya terjadi saat malam hari atau menjelang malam ketika maghrib. Biasanya makhluk halus akan membuat pendaki lelah dan makin tersesat sehingga merasa putus asa. Tak ayal jika hutan ini disebut dengan Hutan Lupa Jiwa.
Adapula gangguan-gangguan lain yang biasa dialami oleh para pendaki ketika mereka mengenakan baju berwarna merah, mendaki dengan jumlah yang ganjil, merusak situs peninggalan di Gunung Arjuno, berbicara kasar dan sesumbar hingga yang suka mengeluh.
Selain itu, adapula yang pernah mendapati penampakan-penampakan mengerikan di sini. Ada yang berwujud kakek-kakek, hingga berwujud pendaki gunung.
Salah seorang pendaki pernah bercerita bahwa ia pernah tersesat semalaman di hutan itu. Ia awalnya diingatkan untuk istirahat terlebih dahulu orang seorang kakek tua, namun dihiraukan. Hingga akhirnya ia melanjutkan pendakian itu, namun bukannya pos selanjutnya yang ia temui melainkan jalan asing yang tak pernah ia kenali. Untungnya, ia bisa menemukan jalan pendakian ketika pagi menjelang dan bertemu dengan rombongan pendaki.
Kasus yang paling mengerikan adalah hilangnya pendaki yang hingga kini belum ditemukan. Konon pendaki ini hilang karena dijadikan menantu oleh makhluk halus. Hiii mengerikan!
Untuk Anda yang ingin mendaki Gununug Arjuno lebih baik untuk lebih berhati-hati dan lebih sopan ketika mendaki agar tidak mendpati kejadian mistis yang mengerikan selama di sini.