Holocust Memorial atau lebih dikenal dengan Monumen Holocaust saat ini memang sedang banyak dibicarakan oleh warganet. Situs yang dibangun pemerintah Jerman untuk mengenang zaman holocaust, pembantaian Nazi terhadap kaum Yahudi, LGBT, pemeluk agama dan ras non-Arya ini pernah menjadi spot foto Syahrini yang akhirnya dihujat netizen. Insiden ini bahkan diliput oleh media Jerman.
Diketahui, Monumen Holocaust ini sendiri merupakan dark tourism atau destinasi wisata kelam untuk mengenang suatu kejadian memilukan di masa lalu. Sayangnya, meskipun dikenal sebagai dark tourism, para wisatawan malah datang ke sini untuk bersenang-senang dan berfoto-foto.
Bahkan ada juga wisatawan yang berfoto di atas tiang beton yang sebenarnya tidak diperbolehkan untuk dinaiki seperti yang juga dilakukan oleh seleb tanah air Syahrini.
Agar kita bisa menghargai monumen Holocaust ini, coba lihat foto mengerikan bekas pusat pemerintahan Adolf Hitler ini jika digabungkan dengan foto masa sekarang oleh seorang seniman bernama Shahak Shapira berikut ini.
Ketika Anda melompat di atas monumen, maka jika ditarik ke masa lalu Anda seperti melompati korban-korban zaman holocaust. Foto oleh Shahak Shapira
Mungkin ketika Anda bersandar, itu adalah tempat di mana korban pada masa itu dibaringkan. Jadi, lebih baik hargai monumen ini. Foto oleh Shahak Shapira
Jika tak ingin dihujat netizen, lebih baik pelajari sejarah destinasi yang akan Anda kunjungi. Foto oleh Shahak Shapira
Meskipun tak ada orang yang mengenal Anda selama traveling di luar negeri. Tetap jaga sikap Anda selama traveling. Foto oleh Shahak Shapira
Meskipun Anda berniat untuk mempromosikan wisata, tapi tetap perhatikan sejarahnya terlebih dahulu. Foto oleh Shahak Shapira
Anda pasti sedih bukan melihat foto ini? Jadi, tetap perhatikan langkah Anda saat traveling. Foto oleh Shahak Shapira
Mari selalu mawas diri ketika traveling. Jangan sampai foto liburanmu di monumen ini diedit jadi seperti ini. Foto oleh Shahak Shapira
Semoga gambar gabungan foto masa lalu si zaman Hitler bisa membuka mata batin kita tentang pentingnya belajar sebelum traveling. Foto oleh Shahak Shapira
Meskipun tak seperti masa lalu, tapi setidaknya kita menghargai sejarah. Foto oleh Shahak Shapira