Indonesia memang kaya. Tak terbatas pada kekayaan alamnya saja, melainkan juga budaya dan tradisinya. Terlepas dari kesibukan hiruk-pikuk perkotaan, Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang masih mempertahankan tradisinya.
Nusa Tenggara, adalah salah satu dari beberapa provinsi di Indonesia yang masih menyimpan kekayaan budaya dari suku-sukunya. Salah satunya, yakni Suku Abui.
Suku Abui merupakan suku yang mendiami wilayah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur. Tepatnya desa Takpala, Alor.
Suku ini juga dikenal dengan nama Barawahing, Barue, atau Namatalaki. Kata Abui sendiri memiliki makna gunung. Masyarakat Abui memanggil diri mereka Abui laku, yang berarti orang pegunungan. Sementara Barawahing, memiliki arti kasar, dengan konotasi orang hitam, bau dan berasap. Jadi, ada baiknya untuk tak memanggil orang Abui dengan sebutan Barawahing ya.
Mengunjungi suku Abui dapat menjadi salah satu wisata budaya untuk memperkaya pemahaman anda mengenai budaya Indonesia. Keramahtamahan suku Abui akan segera menjamu Anda ketika mengunjungi pedalaman Nusa Tenggara. Anda akan menemui betapa kebahagiaan mereka begitu sederhana.
Mama – mama di suku ini siap menyambut kedatangan Anda dengan tangan terbuka. Menurut Beverly Lennon, seperti yang ia ungkapkan di TripCanvas.Co, suku abui merupakan suku paling mudah didekati di Indonesia.
Ketika datang ke kampung suku Abui, Anda akan disambut dengan tari-tarian dan nyanyian yang dibawakan oleh para ‘Mama’. Masyarakat suku Abui begitu murah hati dan dermawan, mereka percaya bahwa mereka tak memiliki apa yang mereka punya. Saat ini, Takpala menjadi desa wisata yang dikembangkan oleh pemerintah.
Suku Abui yang mendiami desa Takpala ini menggunakan bahasa Abui untuk percakapan sehari-hari mereka. Menurut Grimes & Max Jacob dalam bukunya ‘A Guide to the people and languages of Nusa Tenggara’, suku Abui memiliki beberapa dialek, diantaranya seperti Atimelang, Kobola, dan Alakaman. Bahasa Abui ini merupakan akulturasi dari bahasa Papua, Alor, dan Makasai.
Sayangnya, seiring dengan perkembangan jaman dan tekanan dari pemerintah untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan sehari-hari, bahasa Abui kini makin luntur ditelan zaman.
Suku Abui, seperti halnya suku lain di Indonesia, juga memiliki kepercayaan khusus. Masyarakat suku ini menganut paham animisme. Namun, hal ini terjadi sebelum misionaris Protestan masuk. Lebih dari 50% masyarakat Abui kini memeluk agama Kristen Protestan, riset menurut Joshuaproject.com, sebuah situs misionari keagamaan.
Desa Takpala kini dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata untuk para pelancong. Terlebih bagi mereka yang ingin mempelajari anthtopologi dan kebudayaan. Tak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat dengan salah satu suku yang ada di Indonesia ini.
Berikut adalah detail biaya untuk mampu bertemu dengan suku terbahagia ini. Desa ini terletak 13 km sebelah timur Kalabahi.
Biaya masuk : 400.000 rupiah
Lokasi : Dusun III Kamengtaha, Lembur Barat, Alor Utara, Alor, Nusa Tenggara Timur.
Contact : +62 038621160 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Alor, sangat direkomendasikan)