Hotel menjadi salah satu infrastruktur penunjang pariwisata yang memiliki peran sangat penting. Keberadaan hotel sudah ada sejak abad ke-17 M yang awalnya mengemban misi sosial untuk menyediakan tempat penampungan bagi para pendatang. Namun seiring dengan perkembangan zaman, hotel pun kemudian berkembang menjadi bisnis dan tamu dikenakan biaya inap.
Mahal-murahnya biaya inap di hotel umumnya ditentukan dari kelas atau jumlah bintang pada hotel. Variasi bintang pada hotel dimulai dari bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4, dan bintang 5. Beberapa bahkan ada yang menyebut dirinya hotel bintang 6 atau bintang 7. Sebenarnya apa makna jumlah bintang pada hotel? Dan bagaimana itu mempengaruhi harga?
Secara sederhana, bintang pada hotel merupakan penilaian pada fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah bintang pada hotel maka semakin baik pula fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada tamu yang mengina. Umumnya penilaian bintang pada hotel diukur berdasarkan beberapa hal berikut ini.
Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut dilakukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Disperda) atau instansi resmi lainnya di suatu daerah atau negara. Tapi perlu diingat, klasifikasi bintang pada hotel bukanlah satu-satunya hal yang dipertimbangkan dalam memilih akomodasi. Penting untuk memilih akomodasi berdasarkan kebutuhan dan tujuan melakukan perjalanan.
Berikut ini adalah klasifikasi dan kriteria hotel berdasarkan bintang yang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan No.PM.10/PW.301/Pdb-77.
Bintang 1
Bintang 2
Bintang 3
Bintang 4
Bintang 5
Hotel yang tak memenuhi kualifikasi sebagai bintang 1 hingga bintang 5 maka tidak bisa disebut sebagai hotel. Biasanya akomodasi jenis ini hanya disebut sebagai guest house. homestay, B&B, dan lainnya. Menginap di hotel berbintang memang akan lebih terjamin fasilitas serta pelayanannya. Namun jika menginginkan pengalaman berbeda, menginap di akomodasi tidak berbintang bisa jadi pilihan menarik.