Saya lebih memilih traveling dengan bujet irit atau backpacking. Backpacking memang susah-susah gampang untuk dijalani. Sampai harus tidur di bandara demi menunggu penerbangan pagi, sekaligus menghemat biaya hotel atau penginapan.
Ini hal-hal yang harus saya persiapkan saat backpacking ke Lombok.
Saat itu saya mendapatkan tiket promo dari salah satu maskapai karena maskapai tersebut membuka jalur baru ke Lombok.
Saya nekat memesan tiket Sub-Lop dengan harga super miring. Dalam pikiran saya, ‘entah bagaimana pulangnya nanti, yang penting pesan tiket berangkatnya dulu.’
Untuk ke Surabaya saya menggunakan KA ekonomi.
Untuk pulangnya, nebeng truk tujuan Bali – Surabaya menjadi alternatif, seperti yang dilakukan teman-teman saya. Sementara saya, karena Senin harus kembali masuk kerja, saya pulang membeli tiket pesawat Lop-Jkt dengan harga normal.
Sebelum berangkat kelombok saya dan teman-teman, membuat jadwal destinasi-destinasi yang akan kami datangi selama di Lombok.
Tujuan kami pertama ke arah utara (Pantai Senggigi, Bukit Malimbu, Gili trawangan) dan selanjutnya kearah Lombok Tengah bagian selatan (Pantai Kuta Lombok, Tanjung Aan, Pantai Batu Payung, Pantai Mawun).
Sengaja saya pilih tempat-tempat tersebut agar dalam satu arah saya bisa mendatangi hingga 3-4 destinasi wisata.
Memilih destinasi yang 1 jalur sangat efisien dari segi waktu dan biaya.
Barang-barang yang dibawa harus seminimal dan senyaman. Saya menyiapkan barang-barang yang paling nyaman untuk dibawa.
Karena tujuan saya di Lombok kebanyakan pantai, saya membawa kaos, celana pendek dan juga sandal. Tak lupa topi dan krim tabir surya.
Ini penting karena jika ingin ke Lombok ala backpacker kita wajib menekan bujet. Sewa motor adalah solusi yang tepat.
Menjelang keberangkatan di Lombok, saya disibukan mencari kontak penyewaan sepeda motor yang bisa mengantarkan ke bandara.
Meski cukup susah, pada akhirnya saya menemukan penyewaan motor di wilayah Senggigi yang ternyata memang disanalah pusat penyewaan motor. Berderet puluhan motor yang disewakan disana.
Saya tak terlalu suka tidur dipenginapan dan lebih memilih tidur di dalam tenda. Kenapa? selain mahal, penginapan biasanya membuat saya menjadi pemalas, maunya tidur terus.
Tidur di tenda lebih menyatu dengan alam dan saya bebas menentukan spot terbaik untuk menikmati pemandangannya.
Namun perlu diperhatikan tidak semua tempat wisata memperbolehkan kita mendirikan tenda. Gili trawangan salah satu tempat saya mendirikan tenda selama di Lombok.