Kuliner Malaysia rupanya memiliki tekstur dan rasa yang identik dengan makanan khas Indonesia. Hal ini tak lepas dari kesamaan Indonesia dan Malaysia yang termasuk dalam rumpun Melayu.
Namun demikian, masing-masing kuliner memiliki perbedaan, khususnya dalam penggunaan bumbu dan rempah pada makanan. Berikut adalah beberapa kuliner Malaysia yang memiliki kemiripan dengan kuliner asli Indonesia.
Nasi Lemak merupakan identitas kuliner Malaysia terdepan. Selain rasanya yang nikmat, penyajiannya pun bikin perut berbunyi tiba-tiba.
Bayangkan saja hangatnya nasi yang dimasak dengan santan kelapa disajikan dengan ayam goreng (atau bakar), dan ikan teri, plus telur.
Nasi Lemak ini mengingatkan kita dengan Nasi Uduk khas Betawi. Penyajiannya mirip, cara memasak nasinya pun begitu. Yang membedakan adalah rasa sambal dan bumbu untuk memasak ayam. Nasi Uduk juga disajikan bersama kerupuk dan varian sayuran lain seperti kacang panjang dan kentang.
Diperkenalkan pertama kali oleh pendatang dari India, seperti Nasi Lemak, Teh Tarik juga akhirnya jadi bagian kekayaan kuliner Malaysia.
Penyajian teh ini sangat sederhana, menggabungkan teh hitam dengan susu. Lebih yummy jika diminum dalam keadaan hangat.
Tak dari Malaysia, Medan juga punya minuman sejenis, namanya Teh Susu Telur. Orang Medan biasa menyebutnya “TST.” Seperti namanya, minuman ini juga memakai teh dan susu, hanya saja ditambah telur ayam kampung. Tepat diminum untuk meningkatkan stamina.
Sebenarnya, Bubur Century diwariskan dari China. Di negeri asalnya, bubur ini disebut Congee. Yang bikin bubur ini unik adalah isian telur yang berwarna hitam.
Pembuatan telur untuk Bubur Century butuh waktu yang lumayan lama. Telur ayam atau bebek tersebut direndam dalam soda kue, sekam padi, abu, dan garam, selama kurang lebih tiga bulan.
Sementara di Indonesia, kita mengenal Bubur Ayam yang sehari-hari menjadi makanan paling ideal buat sarapan. Bubur Ayam di Tanah Air punya isian kerupuk, telur, sate usus, kacang, sambal, dan tentunya irisan ayam.
Negeri Sembilan adalah dari mana mie ini berasal. Olahan, isian, sampai bagaimana menyajikannya cukup menggambarkan pengaruh kuliner China yang kuat.
Hakka Mee disajikan dengan saus ikan dan cuka. Rasa gurih dan asam ini diimbangi dengan daging; biasanya ayam atau sapi, namun banyak juga yang menyajikannya dengan babi.
Cara penyajiannya mengingatkan kami kepada Bakmi Ayam yang bisa ditemui di Indonesia. Di sini, kuah bakmi dimasak dengan minyak sayur dan kecap asin. Sajiannya pun menggunakan potongan ayam, bakso, jamur, dan sawi.
Orang Malaysia menyebut makanan ini adalah mamak rojak, rujak yang dibuat dengan penyajian khas India-Muslim. Tergolong sebagai salad, Pasembor disajikan dengan timun mayang, tahu, toge, sotong goreng, ubi, dan udang. Kemudian disiram dengan kuah kacang manis dengan aroma rempah yang kuat.
Kuliner Malaysia yang satu ini mengingatkan kita pada Gado-gado dari Jakarta atau Lotek dari Tanah Sunda. Karena keduanya juga sajian salad tradisional yang menggunakan kuah kacang, mirip dengan Pasembor. Di Indonesia, salah tradisional biasanya disajikan bersama lontong atau nasi.
Kek Lapis Sarawak merupakan ‘sepupu’ Kue Lapis di Indonesia. Karena jika dilihat dari sejarahnya, pada tahun 1970-an, pendatang dari Jakarta yang ada di Serawak, Malaysia, membawa kue lapis sagu dan kue lapis susu.
Orang Sarawak memodifikasinya dengan beberapa bahan dan gimmick seperti warna-warni yang terang pada tiap lapisan. Seperti Kue Lapis kita, penyajian kue ini pun biasa dilakukan saat momen-momen istimewa seperti Idul Fitri dan Natal.
Minuman segar ini bisa dengan mudah Anda dapatkan di daerah mana saja di Malaysia. Ais Kacang disajikan dengan kelapa, kacang merah, jagung, cendol, sirup, susu, dan kacang merah.
Biasanya, orang Malaysia kasih nama khusus buat minuman ini: ABC, yang merupakan singkatan dari Air Batu Campur.
Minuman favorit ini punya saudara kembar di Indonesia, yakni Es Campur. Penyajiannya mirip. hanya saja kita menggunakan alpukat dan cincau sebagai pelengkap.