Berbicara soal fasilitas pejalan kaki, kebanyakan orang hanya menghubungkannya dengan keberadaan trotoar. Padahal, fasilitas pejalan kaki yang baik bukan hanya trotoar. Sejumlah kota di Indonesia yang tidak memiliki banyak trotoar pun ternyata tergolong nyaman untuk berjalan kaki.
Hal ini karena masyarakatnya memang memiliki budaya berjalan kaki dan pengendara yang menghormati pejalan kaki. Selain itu, terdapat hal-hal lain yang menjadi tolok ukur kota ramah pejalan kaki.
Misalnya, akses dari jalan kecil atau gang menuju halte transportasi umum, rasio persentase total jalan yang dibangun khusus untuk kendaraan pribadi dan untuk bersama (roadway), serta akses pejalan kaki untuk masuk suatu bangunan.
Semakin dekat jarak yang harus ditempuh untuk menuju suatu lokasi dengan berjalan, semakin nyaman kota tersebut untuk pejalan kaki. Berikut ini adalah beberapa kota di Indonesia yang ramah untuk pejalan kaki
Tips untuk pencinta sepeda, sesekali cobalah rute-rute menyenangkan ini, lihat dengan klik di sini
Kota Bogor bisa jadi salah satu alternatif bagi yang ingin pergi wisata berjalan kaki. Pertengahan Juni 2016 lalu, Bogor memulai pembangunan kota menuju ke arah transportasi ramah lingkungan yang mendorong masyarakat untuk berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan angkutan umum.
Salah satu proyek yang telah selesai dikerjakan adalah trotoar di sekitar Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Dari Stasiun Bogor kini wisatawan sudah bisa berjalan kaki menuju Kebun Raya Bogor. Sambil menelusuri trotoar tersebut, wisatawan juga bisa melihat-lihat rusa yang bermunculan di halaman Istana.
Di Solo, tepatnya Jalan Slamet Riyadi, terdapat jalur pejalan kaki yang rindang dan berudara sejuk. Setiap beberapa meter juga terdapat kursi taman yang nyaman untuk beristirahat.
Jika menyusuri jalan sepanjang 3,5 km ini, kita bisa menemukan beberapa tempat wisata sekaligus, seperti Taman Sriwedari dan Museum Radya Pustaka Surakarta.
Di bawah pimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi, Semarang mulai melakukan program penataan kawasan pusat kota yang mengandalkan trotoar dengan street furniture(pelengkap jalan) seperti pot bunga, kursi, lampu, dan lain-lain.
Beberapa ruas trotoar juga dilengkapi dengan ornamen bola-bola yang membuat jalan tersebut semakin indah. Saat ini, trotoar di Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan Madukoro, serta Jalan Imam Bonjol bisa disusuri untuk berjalan kaki menyusuri pusat Kota Lunpia.
Ke depannya, Semarang akan terus mempercantik setiap sudut trotoar untuk memberi kenyamanan kepada warga dan juga wisatawan.
Kota ini memiliki beberapa spot nyaman bagi pejalan kaki. Tidak hanya di tempat wisata, tetapi juga sisi jalan protokolnya. Berjalan kaki merupakan cara tebaik untuk menikmati keindahan budaya Yogyakarta, salah satunya di Malioboro.
Sepanjang jalan tersebut Anda bisa berjalan nyaman di trotoar, bahkan di jalan sekundernya. Kantung-kantung parkir pun kini kian rapih tertata, tidak menutupi trotoar.
Selain Malioboro, wisatawan juga bisa berjalan nyaman di wisata-wisata budaya seperti sekitaran Keraton, Tamansari, Kotagede dan beberapa wilayah lainnya.
Baca Juga Jogja International Heritage Walk 2017, yang berhasil ajak ribuan pejalan kaki nikmati alam Yogyakarta, klik di sini
Kawasan pedestrian terbaik lainnya berada di Jambi. Pasalnya, di sana terdapat jembatan khusus pejalan kaki yang sangat unik. Jembatan ini terbentang sepanjang 530 meter di atas Sungai Batanghari dengan bentuk seperti huruf ‘S’.
Di ujung jembatan ini terdapat sebuah menara bernama Gentala Arasy. Menara ini merupakan museum yang menceritakan tentang sejarah perkembangan Islam di Jambi.
Di sisi lain jembatan juga terdapat pusat jajanan untuk wisatawan yang ingin wisata kuliner. Makanya, nggak salah kalau area ini menjadi salah satu ikon Jambi sekaligus tujuan wisata yang populer. Menghabiskan sore hari di Jambi rasanya kurang jika tidak berjalan kaki sambil menikmati matahari tenggelam di jembatan ini.