Konsumsi mie instan rupanya memiliki banyak peminat di banyak negara, termasuk Indonesia. Mie instan sendiri kali pertama muncul pada tahun 1958 di negeri matahari terbit, Jepang.
Semenjak itu, produksi dan konsumsi mie instan kian tumbuh dan bermunculan di negara-negara lain, salah satunya Indonesia.
Di Indonesia, mie instan mulai hadir pada tahun 1968 dengan merek ”Supermie”. Sejak saat itu, perkembangan mie di Indonesia terus bertambah, mulai dari jenis hingga rasa.
Mulai dari mi goreng hingga rebus dengan aneka rasa bahkan disajikan juga dengan rasa makanan khas daerah seperti rendang dan coto Makassar.
Konsumsi mie instan juga seringkali dilekatkan pada kehidupan anak kos maupun masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Namun kenyataannya, di kekinian justru konsumsi mie instan kita temukan hadir di kalangan mana saja, bahkan hadir sebagai menu utama di kafe maupun resto kekinian.
Fenomena ini barangkali mengada karena sifat dari mie instan sendiri yang memiliki cara yang cenderung praktis dan mudah dalam penyajiannya.
Berdasar laporan yang dirilis World Instant Noodles Asosiation (WINA) konsumsi mie instan secara global sebanyak 100,1 juta porsi dimakan pada tahun 2017.
Dari data yang disampaikan WINA dalam instantnoodles.org, Indonesia berada di posisi kedua tertinggi pengonsumsi mi instan di tahun 2017 dengan jumlah 12,62 juta porsi.
Hal ini membuat Indonesia melampaui Jepang 5,66 juta porsi sebagai negeri pelopor mi. Di posisi pertama ditempati China dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 juta porsi.
1. China sebanyak 38,970 juta porsi
2. Indonesia sebanyak 12,620 juta porsi
3. Jepang sebanyak 5,660 juta porsi
4. India sebanyak 5,420 juta porsi
5. Vietnam sebanyak 5,060 juta porsi
6. Amerika Serikat sebanyak 4,130 juta porsi
7. Filipina sebanyak 3,750 juta porsi
8. Korea sebanyak 3,740 juta porsi
9. Thailand sebanyak 3,390 juta porsi
10. Brazil sebanyak 2,230 juta porsi