Kisah Nyata Orang-Orang yang Selamat Setelah Tersesat di Tengah Ganasnya Alam

Memilih beraktivitas di alam bebas artinya kita telah siap menghadapi berbagai hal tak terduga yang bisa terjadi kapan saja, termasuk kemungkinan buruk seperti tersesat di tengah ganasnya alam. Beberapa memilih menyerah, namun ada yang terus berjuang dan beruntung bisa selamat.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Memilih beraktivitas di alam bebas artinya kita telah siap menghadapi berbagai hal tak terduga yang bisa terjadi kapan saja, termasuk kemungkinan buruk seperti terjebak dan tersesat di tengah ganasnya alam. Beberapa memilih menyerah, namun ada yang terus berjuang dan beruntung bisa selamat untuk menceritakan kisah nyata mereka.

Baca juga: Bukan orang super kaya dengan harta melimpah, kisah gadis 23 tahun yang berhasil keliling 100 negara dalam 9 bulan ini menginspirasi banyak orang.

Perjuangan Emile Leray merakit motor dari bagian-bagian mobil rusak ketika tersesat di tengah gurun pasir

Motor darurat rakitan Leray.

Emile Leray, pria asal Perancis yang kini berusia 62 tahun ini pernah mengalami satu hal yang tak mungkin ia lupakan seumur hidup: mobilnya rusak saat tengah menjelajahi Gurun Maroko pada tahun 1993 silam.

Saat itu Leray bermaksud bertualang menggunakan mobil Citroen 2CV miliknya, dari Kota Tan Ta melewati Gurun Maroko. Sialnya Leray mengalami kecelakaan sehingga mobilnya rusak. Padahal saat itu, ia masih berada di tengah gurun pasir yang super panas. Perbekalan makanan yang ia bawa hanya cukup untuk bertahan sekitar 10 hari.

Setelah berpikir cukup keras, Leray yang memang sebelumnya memang seorang montir memutuskan untuk membuat sepeda motor dari bagian-bagian mobilnya yang rusak.

Sebuah keputusan nekat mengingat tak ada sumber listrik sama sekali di tengah gurun. Namun Leray berpikir lebih baik ia mencoba daripada tidak sama sekali.

Pertama, Leray membongkar badan mobil dan menggunakannya untuk melindungi diri dari badai pasir.

Selanjutnya, ia memodifikasi beberapa bagian seperti memendekkan sasis, mengubah bumper belakang mobil menjadi kursi dan menempatkan mesin serta gearbox di bagian tengah.

Meskipun sangat sederhana dan menggunakan peralatan sederhana, sepeda motor darurat itu dapat membawanya keluar dari gurun. Perbekalannya benar-benar sudah menipis ketika berhasil keluar dari gurun.

Di perbatasa, Leray kemudian dibantu oleh polisi setempat dan dibawa ke desa terdekat.

Hingga kini, Leray masih menyimpan sepeda motor darurat yang telah menyelamatkan nyawanya.

Kisah nyata Eric Lemarque, tersesat 8 hari di tengah suhu dingin ekstrem, selamat berkat mp3 player yang ia bawa

Eric tak menyerah dan berhasil kembali. Kini ia menceritakan kisah nyata perjuangannya yang membuat siapapun merinding.

Eric Lemarque merupakan anggota tim hoki Olimpiade Perancis. Selain hoki, ia juga hobi melakukan snowboarding. Sebuah hobi yang juga membuatnya mengalami pengalaman luar biasa. Ia sempat hilang ketika bermain snowboard di California Mammoth Mountain. Ia terjebak badai salju dan keluar jalur.

Apes, Eric gagal kembali ke jalur sebelum gelap.

Ia pun memutuskan menghabiskan malam di hutan dan berusaha untuk mendaki kembali keesokan harinya setelah terang. Namun keesokannya, ia gagal menemukan jalur dan malah masuk lebih dalam ke hutan.

Saat itu Eric hanya membawa MP3 player, snowboard dan baju yang menempel di badannya.

Saat lapar, Eric memakan kacang-kacangan dan kulit pohon. Untuk minum, dia meminum salju yang mencair dan juga dari air sungai.

Eric menggunakan snowboardnya untuk menggali sebuah lubang perlindungan. Karena suhu dingin ekstrem, Eric terkena hipotermia dan kakinya membeku sampai menjadi hitam dan ungu.

Eric juga hampir terseret air terjun setinggi 24 meter ketika jatuh ke aliran sungai saat mencari air. Beruntung ia selamat dan berhasil menepi.

Setelah berjuang mati-matian, Eric berhasil kembali ke jalur dan ditemukan orang lain setelah dia menggunakan MP3 playernya untuk menemukan sinyal radio yang Eric gunakan seperti kompas.

Karena kerusakan jaringan di tubuh bagian bawah, sebagian besar kakinya harus diamputasi.

Baca juga: McCandless, petualang yang memilih menjauh dari hidup modern hingga akhirnya kisah nyatanya diangkat menjadi film berjudul ‘Into the Wild.

Mauro Prosperi, tersesat berhari-hari di gurun saat mengikuti lomba marathon, sempat mencoba bunuh diri karena tak kuat menahan penderitaan, namun akhirnya berhasil bertahan hidup setelah ditemukan orang lain

Mauro Prosperi memakan kelelawar dan ular berbisa hidup-hidup, bahkan meminum air seninya sendiri demi bertahan hidup.

Mauro Prosperi, seorang atlet marathon dunia, mendaftarkan diri untuk ikut dalam lomba Marathon Des Sables yaitu lomba marathon selama 6 hari, melintasi Gurun Pasir Sahara dengan kondisi terik matahari dan suhu bertemperatur 40°C.

Jarak yang ditempuhpun tergolong ekstrem yaitu 251 kilometer. Jelas ini adalah lomba yang membutuhkan stamina dan kekuatan fisik prima dari pesertanya.

Bagi Mauro Prosperi, lomba Marathon Des Sables yang ia ikuti pada tahun 1994 pasti sangat membekas di ingatannya.

Di tengah perlombaan, terjadi badai pasir yang membutakan pandangannya dan memisahkannya dari pelari lainnya. Peristiwa tersebut terjadi pada hari terakhir lomba saat ia berada di KM 233.

Badai pasir tersebut juga membuatnya keluar jauh dari rute lari. Prosperi tersesat di tengah Gurun Sahara hingga mendekati wilayah Aljazair.

Bekal yang dibawanya hanya cukup untuk sehari saja. Ia coba mengirit perbekalannya, namun tetap saja habis sebelum dua hari.

Dalam keadaan lapar dan haus yang teramat sangat, ia memutuskan untuk memakan hewan apa saja yang ditemuinya dan meminum air seninya sendiri. Ia bahkan memakan ular gurun berbisa yang berhasil ditangkapnya.

Beruntung ia menemukan puing dari sebuah masjid tua yang membuatnya mempunyai tempat berteduh dari teriknya matahari.

Kelelawar yang banyak bergelantungan menjadi santapannya. Namun kurangnya minum air dan tingginya temperatur membuatnya mengalami dehidrasi parah.

Dalam kondisi tersiksa dan juga pengaruh halusinasi, Prosperi mengambil keputusan untuk bunuh diri agar penderitaannya segera berakhir. Ia nekat memotong nadi pergelangan tangannya, namun ternyata darah tidak keluar dari nadinya. Dehidrasi parah membuat darahnya sangat kental sehingga menggumpal di urat nadinya.

Setelah hari ke-9, sebuah rombongan keluarga yang kebetulan sedang melakukan perjalanan melintasi padang pasir untuk pindah rumah, menemukan Prosperi yang sudah tidak sadarkan diri.

Mereka segera membawa Prosperi ke kamp militer di Aljazair. Dari kamp militer, Prosperi dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih layak.

Nasib baik masih berpihak kepadanya, nyawanya berhasil diselamatkan meskipun ia telah kehilangan berat lebih dari 20 Kg selama tersesat selama hampir 10 hari.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU