Keris, Warisan Budaya Dunia dari Batu Meteor yang Sakti Mandraguna

Keris adalah warisan dunia UNESCO yang dibuat dari bahan bebatuan meteor yang jatuh ke bumi. Pemilihan meteor karena dianggap kuat dan tidak bisa berkarat.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Keris milik Pangeran Diponegoro yang diberi nama dengan “Nogo Siluman” akhirnya dikembalikan kepada Indonesia setelah ratusan tahun berada di Belanda. Proses pengembalian dilakukan langsung secara simbolis oleh keluarga kerajaan Belanda yang diwakili Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima, diterima oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor.

Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, Keris Nogo Siluman merupakan sejata yang digunakan oleh Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa melawan kekejaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Perang Jawa disebut-sebut sebagai perang terbesar di nusantara dan hampir saja membuat VOC bangkrut. Kekalahan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa menjadi pencapaian besar bagi Hindia Belanda.

Pangeran Diponegoro kalah dengan cara licik dari pasukan VOC. Setelah kalah, Pangeran Diponegoro diasingkan dan Keris Nogo Siluman dirampas sebagai harta jarahan perang. Pada tahun 1831, Keris Nogo Siluman dihadiahkan Kolonel Jan-baptist Cleerens kepada Raja Willem I. Keris tersebut selanjutnya disimpan di Kononklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) atau koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.

Setelah KKZ bubar sejumlah koleksinya tersebar ke berbagai museum di seluruh dunia. Keris Nogo Siluman pernah dipamerkan di Philadelphia, Amerika Serikat, pada 1876. Hal ini tercatat dalam katalog pameran yang menuliskan bahwa keris tersebut adalah milik Pangeran Diponegoro. Ratusan tahun menghilang, Keris Nogo Siluman kemudian diserahkan kepada Museum Volkenkunde di Leiden.

Keris Pangeran Diponegoro yang akhirnya dikembalikan kepada Indonesia (news.detik.com).

Lebih dari 200 tahun berlalu, akhirnya Keris Nogo Siluman akhirnya kembali ke tanah airnya di Indonesia. Penyerahan tersebut merupakan buah dari perjanjian antara Indonesia dan Belanda pada 1975 mengenai pengembalian warisan budaya yang berkaitan dengan tokoh bersejarah. Selain Keris Nogo Siluman, benda-benda bersejarah lain yang sudah dikembalikan diantaranya arca Prajnaparamita dan 237 benda berharga dari Puri Cakaranegara, Lombok, hasil jarahan Perang Lombok 1894.

Tentang Keris dari Batu Meteor

Keris dikenal sejal lama sebagai senjata tradisional dari tanah Jawa yang sakti mandraguna. Orang yang dapat membuat keris adalah seorang empu yang telah menguasai pehitungan rumit dan teknik penempaan tingkat tinggi. Empu harus mampu membedakan 19 jenis logam terbaik dan 17 jenis logam buruk untuk membuat sebatang keris. Pada masa Peradaban Hindu-Budha di nusantara, pembuatan keris bersifat sangat rahasia dan tidak bisa disaksikan oleh setiap orang.

Keris bukanlah sekedar senjata, melainkan sebuah benda pusaka yang sakti dan luar biasa. Pada abad ke-12 dan 13, keris dibuat dari bahan bebatuan meteor yang jatuh ke bumi. Konon, pemilihan meteor karena dianggap kuat dan tidak bisa berkarat. Hal ini pun telah dikonfirmasi secara ilmiah oleh para peneliti dari Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Menurut mereka, keris dari kerajaan Jawa banyak mengandung unsur titanium yang tidak ditemukan di Bumi.

Memang agak sulit dipercaya, mengingat batu meteor bukanlah sesuatu yang mudah ditemukan. Namun seorang Empu memiliki ilmu kanuragan khusus yang dapat memetakan langit dan memprediksi kapan ada meteor jatuh ke bumi. Sebelum keris dibuat, sebelumnya seorang Empu akan melakukan tirakatan dan ritual lainnya. Melalui meditasi dan transformasi seorang Empu dapat menemukan batu meteor yang jatuh ke bumi.

Namun saat ini pembuatan keris sudah sedikit dimodernisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Karena batu meteor sangat langka, bahan dasarnya telah digantikan dengan logam lain seperti besi atau baja. Bongkahan besi atau baja ditempa dan diukir secara manual dengan tangan secara konvensional.

Koleksi dalam Museum Keris Nusantara di Solo (pegipegi.com).

Museum Keris Nusantara

Pada tahun 2005, keris telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia non-benda oleh UNESCO. Untuk terus melestarikannya, pemerintah telah membuat sebuah museum khusus untuk keris, Museum Keris Nusantara di Solo. Museum ini terletak di Jalan Bhayangkara Nomor 2, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141.

Museum yang diresmikan pada tahun 2017 ini dibangun di bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan dan menyatu dengan ruang terbuka hijau di kawasan Stadion R Maladi Sriwedari. Terdapat sedikitnya 400 keris dan senjata tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Namun sebagian besar koleksinya berasal dari tanah Jawa, didominasi oleh keris dan tombak jawa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU