Pesawat Lion Air JT 610 penerbangan Jakarta – Pangkalpinang dikabarkan hilang kontak sebelum akhirnya dipastikan jatuh di tengah lautan dekat Tanjung Karawang. Menurut Popular Science, ternyata ada beberapa penyebab science mengapa pesawat bisa hilang kontak secara tiba-tiba.
Pada umumnya, faktor cuaca dan alam adalah penyebab kerusakan pesawat secara tiba-tiba . Ini mengakibatkan daya listrik yang tiba-tiba padam sehingga transponder tak berfungsi lagi dan hilang dari radar sekunder. Namun pesawat masih terlihat melalui radar utama.
Radar primer atau utama sendiri digunakan untuk mengetahui lokasi pesawat. Radar primer ini terdiri dari sinyal elektromagnetik yang memantul pada benda apa pun yang mereka temui. Dengan begitu, radar ini bisa menunjukkan lokasi pesawat secara fisik di luasnya langit. Sementara radar sekunder bekerja dengan mengirimkan sinyak ke transponder pesawat.
Nah, transponder sendiri merupakan sinyal pemancar radio di kokpit yang berhubungan dengan radar di darat. Sinyal tersebut kemudian mengirim sinyal kembali yang menunjukkan lokasi pesawat berada dan beserta kecepatannya.
Seharusnya, apabila cuaca buruk lokasi pesawat tetap bisa diketahui, artinya pesawat tidak akan hilang kontak. Namun apabila pesawat jatuh akibat cuaca dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka pesawat akan hilang dari dua sistem radar baik primer maupun sekunder.
Berkaca dari sistem pendeteksian tersebut, kita bisa menduga alasan sebuah pesawat bisa hilang kontak secara tiba-tiba, apakah faktor alam ataukah jatuh dengan kecepatan tinggi. Ini pula yang diperkirakan oleh para ahli tentang mengapa JT 610 bisa hilang kontak setelah 13 menit terbang di ketinggian.
Adapun, untuk mendeteksi penyebab sebenarnya secara rinci butuh dilakukan pengecekan kotak hitam atau black box pesawat. Sehingga lebih akurat. Tapi secara umum, kecepatan dan faktor alam menjadi dua penyebab mengapa pesawat bisa hilang kontak ketika terbang.