Kemeriahan Hari Pertama Prambanan Jazz 2017, Luar Biasa!

Berlatarkan Candi Prambanan, event berkelas internasional, Prambanan Jazz 2017, tampil megah dan sukses memukau penonton.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Event tahunan Prambanan Jazz 2017 sudah berlangsung dari Jumat kemarin, tepatnya tanggal 18 Agustus 2017. Di hari pertamanya, Prambanan Jazz 2017 sukses memukau penonton yang datang dengan berbagai atraksi dan juga sajian musik dari musisi-musisi ternama. Tak hanya menyajikan keindahan musik, Prambanan Jazz 2017 juga bertujuan untuk mengangkat maha karya budaya Indonesia yaitu Candi Prambanan ke level yang lebih tinggi. Agar ke depan semakin banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. 

Untuk Kamu yang belum bisa bergabung dalam kemeriahan Prambanan Jazz 2017 dihari pertama, berikut adalah sekilas potret kemeriahan Prambanan Jazz 2017 yang sempat diabadikan tim Phinemo.

Masuk ke area pertunjukan Prambanan Jazz 2017, penonton akan langsung disambut dengan kemeriahan berbagai macam booth

Booth batik di dekat pintu masuk peserta. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Setelah melakukan cek tiket dan masuk ke area pertunjukan Prambanan Jazz 2017, peserta bisa langsung menikmati berbagai koleksi batik di sisi kiri. Ada berbagai macam koleksi batik yang dipamerkan, dan tentunya bisa juga dibeli oleh penonton. Jadi nggak cuma bisa nonton konser musik, di Prambanan Jazz 2017 ini penonton juga bisa sambil berbelanja batik. 

Ada juga berbagai booth yang menjajakan berbagai pernak-pernik lucu

Berbagai pernak-pernik yang lucu. Foto oleh Phinemo/Rizqi Y

Selain ada koleksi batik, ada banyak juga booth yang menjajakan berbagai pernak-pernik lucu yang unik. Mulai dari gelang, kalung, hiasan kamar, kaos, bahkan tas dan pouch handmade juga ada. Yang lebih seru, harga barang-barang di sini juga terjangkau, nggak dibuat mahal meski digelar dalam event bertaraf intersional.

Menikmati karya seni perupa Dipo Andy dengan tajuk “Sarah Brightman Series”

Sarah Brightman Series karya Perupa Dipo Andy. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Dipo Andy merupakan salah satu perupa ternama dari Yogyakarta. Dipo Andy juga kerap melakukan pameran tunggal untuk karya-karyanya. Dalam Prambanan Jazz 2017 ini Dipo Andy sengaja dijadikan sebagai commission artist untuk menampilkan karya bertajuk “Sarah Brightman Series”. Karya yang terpajang di tepat setelah pintu masuk penonton ini menarik perhatian penonton Prambanan Jazz 2017. 

Ada 12 panel masing-masing berukuran 90 x 115 cm yang juga memiliki tone warna berbeda. Hasil karya seni inipun langsung jadi sasaran spot selfie beberapa penonton.

Tak kekurangan spot selfie, karena di sini ada juga pameran sepeda onthel jadul

Pameran sepeda onthel jadul di Prambanan Jazz 2017. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Di sisi kiri panggung ada juga sebuah area yang bisa memanjakan penonton. Salah satunya adalah pameran sepeda onthel jadul dari komunitas Jogja Republic Onthel. Kamu bisa foto-foto di sini juga.

Menghabiskan siang di Prambanan Jazz 2017 dengan alunan lagu musikus profesional Indonesia

Prambanan Jazz 2017 merupakan gelaran ketiga sejak pertama kali diluncurkan. Tahun ini gelaran Prambanan Jazz 2017 cukup istimewa karena digelar tiga hari, sedangkan tahun lalu hanya dua hari. Jadi secara otomatis makin banyak artis dan musikys yang akan mewarnai Candi Prambanan. 

Di hari pertama, ada beberapa musikus tahun 90’an yang tampil di panggung Prambanan Jazz 2017, di antaranya:

T-Five yang memancing semangat penonton meski cuaca sangat terik

T-Five memecah semangat disiang yang terik. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

T-Five merupakan salah satu band yang umurnya sudah cukup tua. Mulai tenar di awal tahun 2000-an, band ini masih aktif sampai sekarang. Membawakan lima lagu dalam gelaran Prambanan Jazz 2017, T-Five sukses membangkitkan semangat penonton. Meski cuaca di Canda Prambanan siang itu sedang sangat terik. 

Grup vokal trio Lingua yang ikut memeriahkan panggung Prambanan Jazz 2017

Lingua yang juga tampil memukau di panggung Prambanan Jazz 2017. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Lingua ini adalah grup vokal trio yang dibentuk oleh Yovie Widianto di tahun 1996. Meski sempat vakum, tapi nyatanya penampilan mereka tetap mendapat sambutan hangat di panggung Prambanan Jazz 2017. Salah satu lagu yang cukup membuat penonton ceria adalah Bila Kuingat. Penonton sontak ikut nyanyi bareng dengan grup vokal ini. 

Ipang Lazuardi tampil menggebrak!

Ipang tampil prima di Prambanan Jazz 2017. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Cukup menganggetkan karena Ipang yang lebih sering bernyanyi rock ikut tampil di Prambanan Jazz 2017. Tapi justru inilah kesempatan Ipang menampilkan sesuatu yang berbeda. Menampilkan lima lagu, di antaranya Sahabat Kecil dan Tentang Cinta, Ipang Lazuardi ini sukses membuat penonton terhanyut dalam suasana. 

/Rif yang juga tak kalah memukau dari musikus lainnya

Penampilan /Rif yang tak kalah memukau. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Band ini langsung mencuri perhatian penonton saat mulai memainkan musiknya. /Rif yang juga kental dengan musik-musik pop dan rock tampil begitu memukau dan berbeda di panggung Prambanan Jazz 2017. Lagu Radja dan Nikmati Saja sukses membuat penonton ikut larut dan menyanyi bersama. 

 

Makin malam makin seru dan berenergi

Setelah istirahat sejenak untuk ibadah shalat maghrib, acara Prambanan Jazz 2017 pun dilanjutkan kembali. Pastinya dengan musisi yang juga tak kalah seru. Bahkan makin malam, energi penonton juga makin menggebu. Ada siapa saja di pertunjukan musik malam Prambanan Jazz 2017? Ini dia:

Setelah santai sejenak, panggung kembali digebrak dengan semangat menggebu Shaggy dog

Santai sejenak langsung digebrak Shaggy dog. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Shaggy dog, band asal Jogja yang berdiri sejak 1 Juni 1997 di kawasan Sayidan. Maka tak heran kalau band ini juga menciptakan lagu dengan judul ‘Di Sayidan’, yang di panggung Prambanan Jazz 2017 kemarin sukses menggebrak semangat penonton setelah istirahat sejenak. 

Menyanyikan lima lagu, Shaggy dog berhasil membakar semangat penonton hingga menjadi lebih menggebu lagi. 

Base Jam, lama tak manggung di Jogja tapi tetap bisa membawa keceriaan

Base Jam yang sudah lama tak manggung di Jogja. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Base Jam adalah salah satu band tahun 90’an, tepatnya terbentuk pada 15 Januari 1994. Base Jam sendiri mengaku sudah lama tak manggung di Jogja, mungkin sudah sekitar 15 tahun. Yang pasti manggung di Prambanan Jazz 207 adalah sebuah hal membanggakan untuk band ini. 

Dan lagi-lagi, semangat menyanyi penonton muncul lagi saat band ini mulai mengalunkan musik Bukan Pujangga.

Ada Band yang tampil dengan lagu-lagu melow-nya pun sukses membuat penonton semangat nyanyi bareng

Ada Band yang tak pernah lekang oleh waktu. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Generasi 90’an pasti tahu semua lagu-lagu Ada Band. Mayoritas lagunya emang melow, tapi enak buat didengarkan. Bahkan, selama menyanyi lima judul lagu di Prambanan Jazz 2017 lalu semua penonton nampak menikmati dan mendalami bernyanyi bareng Doni. 

Berjoget dan nyanyi bareng The Groove

Thee Groove yang mengguncang panggung Prambanan Jazz 2017. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Band yang namanya naik sejak tahun 1997 ini sukses membuat semua penonton Prambanan Jazz 2017 ikut bernyanyi dan bergoyang bersama. Penonton juga tak segan untuk mengekpresikan diri mereka dengan berjoget sepuasnya saat the Groove bernyanyi. 

Sudah lelah berjoget, sekarang saatnya menikmati musik slow Katon Bagaskara

Sudah berjoget, giliran yang agak slow sekarang. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Katon Bagaskara, salah satu musikus kawakan Indonesia. Penampilannya nggak kalah seru dengan penyanyi lain di Prambanan Jazz tahun 2017. Nyatanya, penonton juga terlihat menikmati saat bernyanyi bersama Katon Bagaskara, apalagi saat lagu “Negeri di Awan” dibawakan.

Andre Hehanussa menutup panggung festival show Prambanan Jazz

Andre Hehanussa menutup panggung festival show. Foto oleh argamoja

Andre hehanussa, penyanyi kawakan yang juga melegenda di kancah musik Indonesia. Kehadirannya di panggung Prambanan Jazz juga cukup membuat suasana makin hangat. Penampilan Andre Hehanussa ini sekaligus menjadi penutup di area panggung festival show.

Penampilan Shane Filan menjadi penutup Prambanan Jazz hari pertama yang begitu sempurna

Penampilan Shane Filan di area panggung Special Show. Foto oleh hertju

Shane Filan, salah satu pentolan boyband asal Irlandia, Westlife. Generasi 90’an bisa dipastikan kenal semua lagunya yang membuat hati meleleh. Shane Filan menjadi penampil terakhir di rangkaian konser Prambanan Jazz tahun 2017, khususnya di panggung special show. 

Shane Filan juga sempat berduaet dengan salah satu gadis Jogja, yaitu Raisya Freedrich.

Tampil selama sejam penuh, Shane Filan membawa penonton yang datang kembali ke kenangan lagu-lagu lama Westlife. 

Setelah lelah nonton konser, penonton mampir ke Pasar Kangen juga yang siap memanjakan lidah dengan berbagai jajanan

Jajan dulu di Pasar Kangen. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Pasar Kangen ada di pojok bagian depan pintu masuk panggung special show. Di sini penonton bisa membeli berbagai jenis makanan, mulai dari makanan berat seperti nasi gudeg, nasi jinggo, sate dan banyak lagi lainnya. Ada juga berbagai cemilan yang memanjakan lidah penonton, mulai dari penthol, takoyaki, jagung manis, sosis dan banyak lagi lainnya. 

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU