Kehidupan tertua di daratan Bumi diperkirakan berawal dari Afrika Selatan. Hal ini didasarkan pada penemuan terbaru yang dilakukan oleh European Institute for Marine Studies.
Bukti tersebut berupa mikrob purba. Diketahui bahwa sekitar 3,22 miliar tahun lalu, lapisan mikrob berlendir melapisi kerikil-kerikil yang dulu merupakan dasar sungai.
Mikrob purba yang telah terawetkan selama ribuan tahun tersebut, kemudian ditemukan di Afrika Selatan. Penemuan ini menjadi bukti fosil tertua di daratan Bumi, yakni berusia setengah miliar lebih tua dibanding dengan penemuan sebelumnya.
Hugo Beraldi Campesi, ahli geobiologi di National Autonomous University of Mexico yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan, gagasan mengenai kehidupan di daratan sebenarnya sudah muncul selama beberapa dekade.
“Masalahnya adalah kami selalu kekurangan bukti hingga adanya penemuan ini,” ungkap Hugo dilansir Live Science.
Penelitian ini dilakukan oleh European Institute for Marine Studies dan menemukan fosil mikrob di tepi bukit batu di Barberton Makhonjwa, Afrika Selatan. Fosil tersebut merupakan bagian dari potongan batu yang disebut Moodies Group.
Kondisi Mikrob diketahui terawetkan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya lembaran tebal yang menyelimuti kerikil.
Bukti selanjutnya menunjukkan bahwa fosil tersebut dulunya hidup di sepanjang sungai. “Pada dasarnya, ini adalah palung sungai tertua di Bumi. Dan itu sudah mengandung kehidupan sejak dulu,” papar Stefan Lalonde, ahli geokimia dari European Institute for Marine Studies yang terlibat dalam penelitian ini.
Penemuan mikrob tertua ini awet dengan sendirinya, hal ini berbeda dibandingkan dengan bukti kehidupan sebelumnya yang bergantung pada lahan, seperti struktur fosil yang dibangun oleh bakteri .
Karena ini adalah mikrob yang diawetkan secara langsung, bukti penemuan ini mengandung bahan organik, seperti karbon dan atom nitrogen yang pernah menjadi bagian dari organisme.
Ketika mikrob-mikrob ini hidup selama Archean eon (yang berlangsung 4 miliar hingga 2,5 miliar tahun lalu), atmosfer Bumi belum terisi dengan oksigen seperti saat ini.
Namun, metabolisme berbasis nitrat adalah jenis yang paling hemat energi kedua setelah oksigen. Dengan begitu, nitrat akan menyuplai energi kepada mikrob.
Studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Geoscience ini membuktikan bahwa bentang alam Bumi mungkin sudah dipenuhi kehidupan pada saat itu.