Dunia pariwisata yang sepi selama pandemi virus corona (Covid-19) tidak hanya mengancam perekonomian masyarakat, namun juga kelangsungan hidup satwa-satwa langka di sejumlah kebun binatang. Karena minimnya pemasukan, pihak pengelola kebun binatang mengaku tidak sanggup lagi untuk membeli pakan untuk satwa-satwa langka di kebun binatang.
Sejak Maret 2020 lalu, tercatat 60 kebun binatang di Indonesia yang masuk dalam Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) serempak untuk menutup layanannya. Mereka mematuhi himbauan pemerintah agar laju penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Mengingat kebun binatang selalu menjadi pilihan destinasi wisata favorit bagi masyarakat.
Tidak ada yang menyangka, keputusan penutupan kebun binatang selama masa pandemi Covid-19 bakal memberikan imbas yang luar biasa. Data dari PKBSI mencatat hampir operasional seluruh kebun binatang yang ada di Indonesia hanya bergantung pada pemasukan sehari-hari. Mulai dari penjualan tiket masuk, parkir tiket permainan, restoran, dan souvenir.
Hanya sekitar 15.79 persen keuangan kebun binatang yang disumbang pemerintah menggunakan dana APBD. Ketika kebun binatang ditutup, artinya 84.21 persen pemasukan nihil. Dengan asumsi tersebut, kebun binatang hanya bertumpu pada dana cadangan yang ada. Proyeksi keberlangsungan kebun binatang anggota PKBSI pun menjadi muram.
Survei internal PKBSI menemukan bahwa hanya 2.63 persen kebun binatang yang mampu menyediakan pakan hingga tiga bulan mendatang, terhitung dari April lalu. 5.26 persen hanya mampu menyediakan pakan 1-3 bulan ke depan. Sedangkan sisanya, yaitu 92.11 persen hanya mampu kurang dari satu bulan, atau hanya sampai akhir Mei ini.
Hampir semua kebun binatang di Indonesia sedang mengalami masalah yang sama saat ini. Karena Covid-19, pihak pengelola tidak lagi mampu untuk menyediakan pakan bagi satwa-satwa yang tinggal di dalamnya.
Beberagam cara dilakukan agar semua kebutuhan pakan satwa terpenuhi. Kebun Binatang Bandung mengakalinya dengan melakukan penyesuaian pakan. Dilansir dari Kumparan, Manajer Komunikasi Kebun Binatang Bandung menyatakan akan mengurangi jatah porsi konsumsi satwa. Untuk kucing besar (harimau) akan dikurangi sebanyak 1.5-2 kg per ekornya.
Selain porsi, pengurangan juga akan dilakukan pada frekuensi pemberian pakan. Satwa akan menjalani puasa daud, sehari makan sehari tidak. Semua dilakukan agar menjaga ketersediaan pangan bagi 850 ekor satwa di Kebun Binatang Bandung dapat tetap bertahan hingga dua bulan ke depan. Bahkan pengelola berencana memotong rusa untuk pakan macan tutul.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Taman Margasatwa Semarang dan Kebun Bintangan Gembira Loka di Yogyakarta. Substitusi pakan ditempuh untuk menghemat anggaran agar mencukupi untuk kebutuhan pakan semua satwa yang ada di dalam kebun binatang. Meskipun demikian sama sekali tidak ada pengurangan kebutuhan nutrisi dan gizi satwa.
Dilansir dari Kumparan, Prof. Hadi S. Alikodra dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengaku khawatir. Meskipun terlihat baik-baik saja, perubahan kebiasaan dalam hal pakan, aktivitas, hingga perawatan berpotensi untuk membuat satwa di kebun binatang menjadi stres. Stres bukanlah hal main-main karena dapat berujung pada kematian. Selalu begitu prosesnya.