Kata mutiara kehidupan selalu bermakna magis bagi banyak orang. Ia menjadi pemanis namun juga bisa menjadi pengingat akan setiap perjalanan dan kenangan yang dilarungkan hingga kini.
Terlebih perihal laut, kehidupan dan laut tak terpisahkan. Keduanya memiliki filosofi yang dalam dan mengantarkan kita pada pengharapan yang lebih baik lagi.
Berikut adalah kutipan kata kata mutiara kehidupan yang bisa mengawali jejak langkah Anda untuk menuju masa depan atau menghayati masa lalu dari setiap perjalanan yang akan dan telah tertempuh.
ilustrasi lautan yang diibaratkan laiknya perjalanan kehidupan manusia (Foto/flickr)
¨Kehidupan itu laksana lautan. Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi.¨
Buya Hamka merupakan salah satu penulis roman kebanggaan Indonesia. Salah satu karya populernya, Tenggelamnya Kapal Van der Wick juga telah dialihwahanakan dalam bentuk film yang dibintangi oleh Herjunot Ali dan Pevita Pearce.
Melalui kutipan mutiara kehidupan di atas, Hamka mengibaratkan bahwa perjalanan kehidupan kita ialah laksana laut. Mengarungi beragam problema dan risiko, sebelum akhirnya sampai ke tujuan utama berkehidupan.
“You can’t cross the sea merely by standing and staring at the water.”
Anda tidak bisa menyeberang lautan hanya dengan berdiri dan menatap air. Begitulah kutipan dari seorang maestro penyair asal Bengali, India.
Tagore menunjukkan kepada kita, bahwa kita tak boleh menyerah pada kehidupan, sekeras apa pun ia menerjang, kita harus berani untuk menghadapi dan melaluinya. Tak akan ada hasil bila yang dilakukan justru meratapi dan berkeluh kesah saja.
ilustrasi lautan yang diibaratkan laiknya perjalanan kehidupan manusia (Foto/flickr)
¨Bertulanglah sejauh mata memandang, mengayuhlah sejauh lautan terbentang, bergurulah sejauh alam terkembang.¨
Kutipan di atas berasal dari pemilik novel Negeri 5 Menara yang populer dan laris di masyarakat. Karyanya juga telah difilmkan dengan judul yang sama dan diproduseri oleh Salman Aristo.
Pada kutipan di atas, Ahmad Fuadi berkata bahwa kita tak boleh patah asa dalam melakukan perjalanan kehidupan. Tempuhlah segalanya dengan berani dan penuh keyakinan. Sekuat yang kita bisa dan semaksimal yang kita punya.
Proses adalah segala hal yang menentukan hasil. Maka dari itu, jangan berhenti berlari, jangan berhenti berjuang, jangan berhenti belajar. Bersemangatlah!
“If you want to build a ship, don’t drum up people to collect wood and don’t assign them tasks and work, but rather teach them to long for the endless immensity of the sea.”
Jika Anda ingin membuat kapal, jangan membuat orang mengumpulkan kayu dan jangan memberi mereka tugas dan pekerjaan kepada mereka, melainkan mengajari mereka untuk tak henti-hentinya merindukan laut.
Begitulah kata mutiara kehidupan dari Antoine yang sungguh menyejukkan dan menusuk sampai ke dalam inti sanubari.
Bahwa yang terpenting dari membangun sesuatu dalm setiap berkehidupan, bukanlah materialnya, bukanlah finansialnya, melainkan hati yang tulus.
Ketika perjalanan maupun sesuatu tersebut telah dilakoni dengan hati yang tulus dan ikhlas, maka hasil yang akan dicapai akan berbeda dan hikmah yang apat dipetik juga tak sama.
ilustrasi lautan yang diibaratkan laiknya perjalanan kehidupan manusia (Foto/plukme)
“The heart of man is very much like the sea, it has its storms, it has its tides and in its depths it has its pearls too.”
Hati seseorang serupa lautan, memiliki badai, memiliki pasang surut dan di kedalamannya memiliki mutiara juga. Begitulah kutipan dari seorang pelukis pascaimpresionis yang menggetarkan jiwa.
Van Gogh menuturkan pada kita bahwa hati manusia ialah ibarat lautan. Terkadang tenang namun juga menghanyutkan. Memiliki amarah yang luar biasa tinggi namun juga kesabaran yang tak terhingga.
Begitulah lautan, menyajikan kehangatan ingatan dan beragam pengibaratan dengan perjalanan kehidupan manusia yang sangat mungkin, bisa kita jadikan pelajaran bersama.