Menjelang parade Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timut yang digelar 7-8 Juli 2018, sejumlah penginapan di wilayah tersebut telah penuh.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu mengaku telah mengecek beberapa hotel dan penginapan di Waikabubak, namun sudah tidak ada yang kosong.
“Hotel dan penginapan lainnya di Waikabubak, telah di-booking sejak pekan lalu, oleh para wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik,” ujar Marius dilansir dari Kompas.com, Kamis (5/7/2018).
Marius merasa senang dengan antusias wisatawan terhadap dua festival besar yang digelar di Sumba Barat ini.
“Tentunya ini menggambarkan daya tarik parade Kuda Sandalwood dan tenun ikat. Dengan begitu, jelas menggambarkan bahwa pengembangan ekonomi lokal yang kelihatan,” ungkapnya.
Para wisatawan yang kehabisan hotel dan penginapan kini mencari rumah-rumah penduduk untuk dijadikan tempat menginap.
“Saya bangga sekali kalau hotel penuh. Jelas sekali itu menggambarkan kalau banyak orang yang begitu berminat untuk ke Sumba. Kalau orang lain mengeluh hotel penuh, saya sebagai kepala dinas, justru sangat bangga dan senang,” tuturnya dilansir dari sumber yang sama.
Marius pun berharap, masyarakat tertama pelaku usaha untuk membangun lebih banyak hotel besar di Waikabubak supaya mampu menampung wisatawan yang datang untuk menyaksikan festival Kuda Sandalwood yang digelar setiap tahunnya.
Bukan hanya hotel besar, Marius mengungkapkan bahwa Pulau Sumba juga membutuhkan pusat souvenir, kuliner dan restoran karena makin tingginya animo masyarakat yang datang ke Pulau Sumba. Apalagi Majalah Focus asal Jerman menobatkan Sumba sebagai salah satu pulau terindah dunia.
Karena pariwisata yang maju bukan hanya dilihat dari jumlah wisatawan yang makin membludak, tapi juga fasilitasnya.