Wabah Covid-19 telah dinyatakan sebagai sebuah pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kehadirannya menjadi cobaan berat bagi industri pariwisata dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebelum wabah ini benar-benar berakhir, sulit membayangkan industri pariwisata untuk bisa bangkit kembali. Hal ini dikarenakan industri pariwisata adalah sektor ekonomi yang sangat sensitif terhadap isu keselamatan manusia.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa menuturkan bahwa dampak adanya Covid-19 lebih buruk dibandingkan krisis moneter 1998, peristiwa bom Bali, dan letusan Gunung Agung. Kini benar-benar tidak ada lagi wisatawan yang datang berkunjung ke Bali. Menurutnya, hal itu terjadi karena Australia, India, dan China yang selama ini menjadi pasar pariwisata terbesar Bali sedang berjuang melawan Covid-19.
Namun demikian para ahli percaya, pariwisata tiap negara masih tetap bisa bangkit kembali ketika wabah Covid-19 telah usai. Minat untuk berlibur di benak masyarakat tidak akan pernah mati, tetapi tentu akan jauh lebih berhati-hati setelah adanya wabah ini. Masyarakat juga akan lebih serius dalam menyiapkan kondisi fisik dan mentalnya sebelum bepergian.
Setelah Covid-19 berakhir, diprediksi terdapat perubahan yang akan terjadi pada industri pariwisata, khususnya pariwisata Indonesia. Berikut ini adalah beberapa ulasannya.
Belajar dari adanya kasus wabah Covid-19 yang menggemparkan dunia, masyarakat akan mulai lebih peduli dengan kebersihan lingkungan. Para calon wisatawan juga akan lebih bertanggungjawab dan etis saat sedang melakukan perjalanan. Tren positif yang diharapkan mampu membawa industri pariwisata ke arah yang lebih baik kedepannya.
Selama masa pandemi Covid-19,tidak terhitung jadwal penerbangan yang harus dibatalkan karena sejumlah negara melakukan lockdown. Akibatnya penerbangan lebih sepi. Jika ingin benar-benar bangkit, pihak maskapai penerbangan harus mau tetap terbang dengan kursi bangian tengah kosong dan tarif yang lebih murah dari sebelumnya.
Dampak dari wabah Covid-19 mungkin akan membuat wisatawan lebih merasa aman menginap di hotel dibandingkan hunian sewa. Hal ini disebabkan hotel dianggap lebih memperhatikan kebersihan kamar dibandingkan hunian sewa. Kondisi ini tidak berlangsung lama, hanya sesaat setelah wabah ini selesai.
Nilai okupansi hotel di Indonesia turun drastis, hampir menyentuh angka 100 persen. Sangat memprihatinkan. Sehingga setelah wabah ini berakhir, tarif hotel diprediksi akan jauh lebih murah sebelum akhirnya akan naik kembali. Mungkin akan butuh waktu yang sedikit lebih lama untuk para pengusaha hotel untuk berada dalam kondisi normal kembali.
Pandemi Covid-19 telah menyadarkan arti kebersihan sesungguhnya. Semua pengelola usaha di bidang pariwisata setelah ini harus mengubah cara memantau kebersihan, sekaligus lebih terbuka kepada tamu demi meningkatkan kenyamanan bersama. Langkah baru dengan meletakkan handsanitizer di setiap sudut atau desinfektasi berkala mutlak diperlukan.
Kasus Covid-19 di Kapal Pesiar Diamond Princess akan terus membekas di masyarakat. Dampak yang mungkin terjadi adalah sepi peminat untuk sementara waktu. Meskipun pihak pengusaha kapal pesiar memberikan potongan harga sekalipun. Butuh waktu lebih lama bagi pariwisata kapal pesiar untuk bisa kembali pulih seperti sedia kala.