Mendokumentasikan momen perjalanan seolah sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan para pejalan. Saya pun nggak pernah absen memotret momen perjalanan. Karena nggak ahli memotret, saya lebih suka dipotret atau membuat video selfie sendiri.
Trend pembuatan video perjalanan ini pun mulai naik daun pada tahun 2016. Kali ini, saya punya kesempatan berbincang singkat dengan Teguh Sudarisman, seorang travel writer dan fotografer, tentang pembuatan video perjalanan.
Video perjalanan akan menjadi trend bukan sekadar prediksi. Bila dilihat dari promosi penjualan, banyak produk yang melakukan promosi menggunakan media video. Menurut Teguh Sudarisman, 4% orang belajar produk dari membaca manualnya, 5% dengan bertanya ke penjual, 44% lebih suka menonton video tutorialnya!
Apalagi Kamu para generasi Z (13-24) yang sangat menggilai apps dan visual content (video). Instagram dan Snapchat sangat populer di kalangan generasi kalian. Data dari Cisco.com, pengunjung Snapchat mencapai 10 miliar video view/hari.
Teguh Sudarisman lebih fokus pada pembuatan video perjalanan berdurasi singkat yaitu video perjalanan dengan durasi maksimal 2-3 menit. Kamu juga bisa menyisipkan video tersebut pada bagian cerita perjalanan di blog atau sebagai video blogging (vlog).
Video perjalanan berdurasi singkat juga mudah dibuat menggunakan smartphone. Kenapa? Karena smartphone bisa melakukan hampir semua fungsi dari kamera saku, mirrorless maupun DSLR. Melalui smartphone, Kamu bisa langsung mengedit video menggunakan aplikasi yang tersedia dan mengunggahnya ke Facebook, Instagram, Twitter, Path, Youtube, dan channel video lainnya. Sedangkan DSLR / pocket / mirrorless belum bisa langsung melakukan hal tersebut.
Teguh Sudarisman bekerja sama dengan Hotel Aston Rasuna mengadakan workshop dengan tajuk ‘Short Travel Video (2.0)’ pada 21 Januari 2017. Ini merupakan workshop lanjutan dari workshop Short Travel Video (1.0) yang telah diadakan sekitar 10 kali di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia.
Workshop ini memang gratis alias tidak dipungut biaya tapi pesertanya tetap dibatasi untuk 10 blogger dan 10 vlogger. Selain itu, yang bisa ikut workshop Short Travel Video (2.0) adalah mereka yang telah mengikuti workshop Short Travel Video (1.0). Karena workshop ini merupakan lanjutan dari pengajaran basic di versi 1.0. Workshop yg pertama sudah diadakan di Jakarta, 2 kali di Jogjakarta, dan Bali. Jadi peserta workshop versi 1.0 dari Jogjakarta dan Bali boleh ikut juga.