Medan tak hanya punya Danau Toba. Salah satu kota di Sumatera Utara ini menyimpan banyak destinasi yang menyimpan segudang potensi untuk dijadikan objek wisata. Potensi alamnya yang masih begitu natural menjadikan Sumatera Utara surga bagi para petualang dan kaum milenial yang haus post instagram. Berikut ini adalah salah satu destinasi yang tengah naik daun di Sumatera Utara, Kawah Putih Dolok Tinggi Raja Medan, tepatnya.
Kawah Putih Dolok Tinggi Raja oleh masyarakat sekitar sering juga disebut dengan Kawah Putih Tinggi Raja. Terletak di Desa Dolok Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, di ujung Kabupaten Simalungun, masyarakat sering menyebut kawasan ini sebagai ‘keajaiban’. Kawasan wisata yang berada pada suatu kawasan hutan rimbun ini mulanya adalah tanah datar yang merosot hingga membuat kedalaman hampir 10 meter.
Kawah Putih Tinggi Raja terbentuk dari panas bumi yang mengandung belerang hingga membentuk bukit kapur putih layaknya bukit salju seluas 30 Ha. Uniknya lagi, keajaiban kawah biru tersebut berpindah-pindah.
“Dulu kawahnya ada di sini (kali sebelah kawah biru kini berada). Setiap beberapa tahun ia berpindah-pindah, tapi masih sekitar kawasan hutan 167 hektar ini,” kata Pernando, pemandu dari desa sekitar, seperti dilansir Tribunnews Medan.
Bagi Anda yang ingin mencoba warna baru untuk mengisi feeds sosial media, Kawah Putih Dolok Tinggi Raja mampu menjadi salah satu alternatif baru. Beningnya wair berwarna biru terlihat begitu menggoda seolah tanpa noda. Dan tentu saja, objek wisata ini bernilai untuk mengisi laman akun sosial media Anda.
Berbeda dengan kawah putih di Bandung, Kawah Putih Tinggi Raja dikelilingi dengan hutan yang sangat lebat, airnya yang berwarna biru dengan bongkahan-bongkahan belerang terbentuk alami seperti lapisan kristal es tebal. Oleh karenanya, banyak orang yang menyebutnya dengan Salju Dolok Tinggi Raja, Kawah Putih Cantik Khas Sumatera Utara.
Sebaiknya datang ke Kawah Putih sebelum tengah hari, ketika hari makin siang genangan air akan semakin panas karena terik matahari. Selamat berfoto ria!
Ungkapan mutiara di tengah lumpur kiranya cocok untuk mendeskripsikan lokasi wisata ini. Terletak di tengah hutan belantara dengan medan yang kurang ramah, mungkin tak ada orang yang akan menyangka akan menemukan objek wisata cantik yang satu ini.
Sumber air panas yang mencapai suhu sekitar 90 derajat celcius Kawah Putih Tinggi Raja ini berasal dari bukit-bukit kecil yang ada di daerah tersebut. Pengunjung pun dapat merebus telur di kawasan ini hingga matang. Aliran air panas yang mengalir diantara bebatuan kapur menjadikan batuan tersebut menjadi putih bersih bak salju. Sebagian orang menyebutnya dengan Salju Panas. Wisata di Kawah Biru inilah yang sering diburu oleh para wisatawan untuk sekedar mengabadikan fotonya.
Wisata Kawah Biru dikelola oleh penduduk dari empat dusun yakni Desa Nagori Dolok, Negeri Kasian, Dolok Marawa, dan Buttu Siattar. Selain Kawah Biru yang berada di tengah hutan, wisatawan juga bisa mampir melihat Kawah Putih yang berada sekitar 1 kilometer dari Kawah Biru.
Kawah Putih Tinggi Raja yang terdapat di kawasan hutan belantara ini memang tidak seluas Kawah Biru. Kawah Putih tidak memiliki bukit salju yang tinggi dan area air belerang bewarna biru yang luas, seperti yang wisatawan lihat di Kawah Biru. Tapi yang membuatnya memesona adalah kedalaman air belerang yang membentuk sumur sedalam 15 meter. Sumur belerang bewarna biru dongker tersebut tampak mendidih dan menimbulkan buih putih di tengah bebatuan kapur putih.
Terdapat tiga rute yang bisa dilaui untuk sampai ke kawasan ini, yakni :
1. Medan-Lubuk Pakam-Galang-Dolok Raja Tinggi
2. Masihul-Nagori Dolok-Dolok Tinggi Raja
3. Medan-Lubuk Pakam-Galang-Bangun Purba-Dolok Tinggi Raja
Semua mempunyai jarak tempuh yang sama yaitu 80 – 90 km denga waktu 3-4 jam dari Kota Medan. Untuk mencapai lokasi, wisatawan bisa menghabiskan waktu dua jam untuk sampai di lokasi. Pasalnya jalan di sana berupa bebatuan besar dan berlubang. Namun jangan khawatir, karena apa yang akan Anda dapatkan tentunya akan sebanding dengan usaha yang anda keluarkan.
Tak ada tiket masuk, Anda hanya perlu membayar uang parkir sebesar Rp5.000.
Mengingat lokasinya yang terpencil dan jauh dari kota, tidak terdapat penginapan atau hotel di area tersebut. Pastikan untuk kembali sebelum matahari terbenam, mengingat lokasi sekitar merupakan hutan belantara dengan medan yang kurang bersahabat.