Gothenburg, Swedia, dinobatkan sebagai kota paling ramah di dunia berdasarkan survei pihak pemesanan hotel asal Irlandia, Hostelworld. Kota terbesar kedua di Swedia tersebut mengungguli 9 kota lain dalam daftar kota paling ramah di dunia (world’s most sociable city). Penilaian kota paling ramah didasarkan pada indikator perilaku sosial dan sikap warganya.
Dalam riset Hostelworld terdapat 10 kategori penilaian yang memastikan sebuah kota layak masuk daftar atau tidak. Ada 3 kategori penilaian utama yakni frekuensi sosialisasi, keterbukaan dan kecenderungan warga kota untuk “mengadakan pesta”.
Secara keseluruhan, kota-kota di Skandinavia dan Amerika Utara mendominasi daftar kota paling ramah di dunia.
Gothenburg tercatat sebagai kota paling ramah sedunia berdasarkan riset terhadap 12.188 warga di 39 destinasi. Kota terbesar kedua di Swedia ini mendapat skor tertinggi dalam tiga dari 10 kategori penilaian, yakni destinasi yang mencatatkan frekuensi sosialisasi, keterbukaan dan kecenderungan berpesta dalam tingkat yang baik. Kota terbesar di Swedia lainnya, Stockholm, berada di posisi kedua. Dengan begitu, Swedia menyumbangkan dua kotanya di peringkat teratas.
Gothenburg bersama Stockholm dan Kopenhagen terdaftar dalam gabungan negara Skandinavia yang paling liberal di mana warganya sangat ramah terhadap gaya hidup orang lain, termasuk sikap terhadap hidup bersama dan seksualitas. Kota lainnya seperti Milan, Roma dan Hamburg mencatat skor tertinggi untuk kategori “keterbukaan kepada orang lain.”
Jakarta mendapat skor tertinggi untuk kategori warga kota yang paling mudah bergaul. Warga Jakarta menjalin pergaulan sebanyak 151 kali dalam setahun. Kendati begitu, warga Jakarta “makan di luar rumah” hanya rata-rata 18 kali per tahun dan lebih memilih menghibur diri di rumah. Pola warga Jakarta sama dengan warga Barcelona dan Madrid. Sebaliknya warga Kopenhagen dinilai sangat sering menerima tamu di rumah.
Untuk kategori pesta, warga Madrid dan Moskow (diikuti pula oleh Gothenburg) yang paling mungkin setuju dengan pernyataan “Saya akan menggunakan alasan apapun untuk mengadakan pesta’.
Sebaliknya warga Paris, London dan Berlin dikatakan tidak bersosialisasi sesering mungkin dengan orang lain seperti yang tercatat dalam survei. Biaya bersosialisasi (cost of socialising), masalah transportasi dan minimnya waktu luang berpengaruh pada pencatatan peringkat yang rendah terhadap kota-kota tersebut.
Berikut 10 daftar kota paling ramah di dunia versi Hostelworld:
Riset Hostelworld ini sendiri merupakan analisis terhadap kehidupan sosial kota dunia dan pandangan warga setempat tentang wisata global dan wisatawan. Nah, itulah analisis kehidupan sosial kota-kota yang dianggap ramah. Lalu bagaimana dengan kotamu?