Bila berbincang tentang Kalimantan Barat, satu hal yang ada di benak adalah Tugu Khatulistiwa, Pontianak. Padahal, Kalimantan Barat tidak hanya punya Pontianak saja, ada juga Festival Danau Sentarum 2018 di Kapuas Hulu yang kemeriahannya selalu ditunggu-tunggu.
Festival Danau Sentarum 2018 yang akan digelar pada 25-28 Oktober 2018 ini merupakan yang keempat kalinya digelar. Kombinasi antara nilai kultural yang tinggi, keindahan alam, dan komersialisasi membuat Kemenpar menetapkan festival kebanggaan rakyat Kalbar sebagai bagian dari 100 calendar of event.
Dengan mengusung tema “Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo”, Festival Danau Sentarum akan menyoroti keindahan danau dengan berbagai kegiatan seru seperti Danau Sentarum Cruise, Parade Perahu Tradisional, Sentarum Ethnic Music Festival, Kontes Arwana Super Red, Karnaval Budaya dan Festival Minum Madu. serta pagelaran Seni Budaya dan Hiburan Masyarakat.
Danau Setarum Cruise yaitu aktivitas yang dilakukan sepanjang pelaksanaan rangkaian acara FDS 2018 dengan menyusuri Danau Sentarum menggunakan kapal-kapal motor khas Kapuas Hulu yang disebut Kapal Bandong. Parade Perahu Tradisional merupakan kegiatan penyusuran Danau Sentarum menggunakan perahu hias Khas masyarakat Dayak yang disebut Parau Tambe.
Danau Sentarum Ethnic Music Festival. Foto dari akun instagram @festivaldanausentarum
Sedangkan Sentarum Ethnic Music Festival adalah pagelaran seni dan tradisi masyarakat Kapuas Hulu, mulai dari seni tari, musik, dan kesenian.
Nantinya, event ini akan berpusat di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum di empat tempat berbeda yaitu Putussibau sebagai kota kabupaten Kapuas Hulu dan Lanjak sebagai kecamatan yang berada dalam Kawasan Danau Sentarum.
Mengomentari hal ini, Staff Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti mengungkapkan bila penyelenggaraan Festival Danau Sentarum di dekat perbatasan Malaysia sangat berpotensi menjaring wisatawan crossborder. Hal ini sejalan dengan karakteristik wisatawan dan program Kemenpar yang sejak tahun lalu menggalakkan penyelenggaraan festival di daerah perbatasan.
“Festival ini memang untuk mendorong target wisatawan mancanegara lewat crossborder,” kata Esthy dikutip dari Republika.co.id
