Cuaca ekstrem yang sedang terjadi beberapa waktu belakang menyebabkan fenomena alam menakjubkan. Setelah dihebohkan penampakan Dieng bersalju, kini kita disuguhi fenomena salju Gunung Bromo.
Fenomena salju Gunung Bromo pun dialami daerah dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 2.000 mdpl, seperti di kawasan Bromo, Dieng, dan kawasan Gunung Semeru.
Menanggapi hal ini, Kapala bidang (kabid) wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Murdiyono, menjelaskan salju yang terbentuk itu bukan disebabkan oleh hujan salju. Melainkan embun beku (frost) yang tercipta karena suhu yang terlalu dingin.
“Memang sangat unik dan indah jika dilihat. Bahkan ketika frost itu uncul, sangat memikat wisatawan di Bromo, karena mirip salju. Frost bisa muncul ketika suhu berada dibawah nol derajat celcius. Di Bromo suhunya sangat dingin, jadi wajar jika di lautan pasir itu muncul fenomena frost yang munculnya tidak bisa diprediksi,” kata Mudriyono dilansir dari Kumparan.
Embun beku tersebut menempel di pasir, pepohonan, rerumputan, dan tanaman warga. Bagi wisatawan atau pun orang awam, pemandangan embun beku atau dikenal dengan nama embun upas memang unik dan menarik. Namun, hal ini petaka bagi petani lokal.
Embun yang menempel di helaian daun bisa mengacaukan fisiologi tanaman. Sel-sel tanaman tidak bisa melakukan fungsi fisiologinya, sel membeku, dan fontosintesis pun terhambat. Saat embun mencair, tanaman menjadi layu dan mati. Bila embun beku ini terus menempel pada tanaman selama kurun waktu berjam-jam, tanaman akan mati. Petani akan merugi.