Indonesia baru selesai menggelar ‘hajatan’ besar. Fenomena alam Gerhana Matahari Total sukses menyedot antusiasme ratusan ribu wisatawan domestik dan mancanegara.
Timeline sosial media saya langsung dipenuhi status dan foto orang-orang yang baru saja menjadi saksi peristiwa bersejarah itu.
Saya teringat salah seorang teman yang kebetulan sedang berada di Bangka Belitung (salah satu provinsi yang ‘beruntung’ mendapat fase sempurna Gerhana Matahari Total tahun ini). Saat saya hubungi ia sangat antusias menceritakan pengalamnnya di sana.
Itsna Khoirul Fitriana, salah seorang teman yang tergabung dalam tim Imah Noong (rumah peneropong dari Bandung) menceritakan pengalamannya pada 9 Maret kemarin.
***
Pantai Terentang di Bangka Tengah yang biasanya tenang, subuh itu terasa berbeda. Puluhan ribu orang berdatangan untuk menyaksikan fenomena alam langka. Kamu tahu, saking ramainya, parkiran mencapai 3 km dari gerbang utama lokasi pengamatan!
Area wisata untuk pengamatan gerhana matahari total dibuka yang dibuka sepanjang 1 km langsung terisi penuh.
Pemerintah Bangka menyiapkan 10 teleskop yang dapat digunakan pengunjung dan tamu undangan. Teleskop-teleskop ini dioperasikan oleh guru-guru daerah Bangka dan dibantu oleh tim Imah Noong.
Satu yang menarik di sini, ada kacamata khusus untuk mengamati Gerhana Matahari Total berukuran 9m x 0,6 m! Kacamata raksasa yang dirakit oleh Hendro dari tim Imah Noong dan dibantu pemda setempat ini berhasil memecahkan rekor dunia oleh MURI. Pengunjung dapat menorehkan tanda tangan dan pesan kesan di kacamata itu.
Hal yang sempat membuat was-was adalah adanya prediksi dari BMKG bahwa cuaca pagi ini akan mendung. Benar memang, beberapa kali awan melintasi matahari saat fase sebagiannya.
Namun, saat-saat diamond ring muncul (detik-detik menuju totalitas), tepat saat awan bergeser meninggalkan matahari.
Langit gelap seketika dan matahari memancarkan mahkotanya (korona matahari), sungguh indah luar biasa. Seruan takjub dari pengunjung beberapa kali terdengar. Sebuah peristiwa langka yang belum tentu dapat disaksikan lagi dalam hidup.
Beberapa penyu kecil naik ke permukaan secara tiba-tiba. Gerhana Matahari Total menyebabkan tingkah hewan-hewan ini sedikit tidak biasa.
Secara garis besar, acara ini terbilang sukses. Fase total gerhana matahari selama kurang lebih 2 menit ‘menyihir’ puluhan ribu orang di Pantai Terentang.
***
Sungguh menyenangkan mendengar cerita Itsna. Saya berharap semua tidak selesai hanya di sini. Fenomena Gerhana Matahari Total 9 Maret harusnya dapat menjadi titik tolak mencuatnya pariwisata daerah-daerah yang dilintasi Gerhana Matahari Total lalu. Semoga.