Fakta Menarik di Balik Megahnya Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh, salah satu destinasi wisata yang mencekam di Aceh. Berani masuk ke dalamnya?

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Tahun 2004 silam Aceh berduka. Tsunami datang merenggut segalanya dari Aceh. Tempat tinggal, keluarga, kekayaan alam, dan banyak lagi. Yang tersisa hanyalah puing-puing kerusakan dan kenangan pahit yang tak mungkin mudah dilupakan begitu saja oleh para korban yang selamat. Tahun demi tahun terlewati dan kini Aceh telah bangkit kembali. Mereka bahkan bangkit menjadi lebih kuat dan bertekad untuk tidak melupakan bencana besar tersebut. 

Dari sanalah terlahir sebuah bangunan megah yang akan jadi pengingat betapa dahsyatnya tsunami kala itu. Museum Tsunami Aceh, tempat di mana nama para korban tewas diukir sekaligus menjadi tempat di mana para wisatawan bisa merasakan saat detik-detik tsunami datang. 

Museum ini merupakan sebuah bangunan bersejarah bagi warga Aceh. Siapapun yang datang ke museum ini pasti akan merasakan nuansa seram dan mencekam. Namun demikian ada banyak hal yang belum diketahui wisatawan tentang Museum Tsunami Aceh ini. Seperti misalnya:

1. Museum Tsunami Aceh memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan suasana mencekam saat tsunami datang

Lorong gelap yang mencekam. Foto oleh @museumtsunamiaceh

Saat memasuki area Museum Tsunami Aceh, wisatawan akan melewati sebuah lorong gelap dan dingin bernama Space of Fear. Diiringi suara gemuruh air dan juga percikan air yang akan membuat sebagian tubuh basah. Pelan tapi pasti badan mulai merinding dan terasa mencekam. Maka inilah yang dirasakan para korban bencana tsunami saat tubuh mereka tergulung ombak. 

Di lorong sempit ini wisatawan akan diajak merasakan suasana saat tsunami datang. Agar tidak terlalu basah kuyup, maka sebaiknya sebelum masuk wisatawan mengenakan topi atau penutup kepala terlebih dahulu. Keluar dari lorong gelap ini wisatawan akan langsung disajikan foto-foto korban tsunami serta potret saat proses evakuasi berlangsung. 

2. Menggambarkan sebuah proses kebangkitan yang panjang para korban tsunami

Jembatan Harapan dengan puluhan bendera dari 52 negara. Foto oleh @museumtsunamiaceh

Di dalam Museum Tsunami Aceh ini terdapat beberapa ruangan yang masing-masing menceritakan sebuah proses para korban dalam menjalani musibah tsunami. Seperti misalnya salah satunya “Ruang Penentuan Nasib” atau “Fighting Room”, sering disebut juga The Light of God. Di ruang ini terdapat sebuah corong semi gelap dan meninggi dengan puncak bertulis lafadz Allah. Ruangan ini menggambarkan perjuangan para korban tsunami yang berusaha keluar dari suasana mencekam bencana tsunami. 

Setelah lepas dari suasana mencekam maka wisatawan akan masuk dalam ruangan Jembatan Harapan (Hope Bridge). Di area ini dipasang bendera dari 52 negara yang telah memberikan bantuan bagi para korban tsunami. Di jembatan ini juga wisatawan akan merasakan sensasi melewati gelombang tsunami yang lebih tinggi. Di sini wisatawan juga bisa menyaksikan film pendek berdurasi 15 menit yang menceritakan tsunami mulai dari gempa terjadi, saat tsunami terjadi hingga saat pertolongan datang.

3. Museum dibangun dengan dasar rumah panggung Aceh dan beratap ¨gelombang laut¨

Museum Tsunami Aceh dengan desain dasar rumah panggung Aceh. Foto oleh @rizki.074

Sekilas bangunan museum yang dirancang oleh Ridwan Kamil ini terkesan sangat megah dan modern. Namun sebetulnya desain dasarnya mengambil bentuk rumah panggung Aceh atau Rumoh Aceh. Desain ini terlihat pada lantai dasar museum yang dibuat mirip dengan rumah panggung. Dalam desain bangunan museum ini juga diselipkan berbagai unsur Aceh yang notabene wilayah berhukum Islam, juga bencana tsunami ditahun 2004. 

Penerapan unsur tsunami salah satunya tampak pada bentuk atap museum yang menyerupai gelombang laut. Cantik dan indah, namun hal ini mengingatkan setiap wisatawan yang datang akan bencana tsunami yang dahsyat kala itu. 

4. Terdapat sebuah ruang yang berukir nama-nama korban tewas akibat tsunami

Ruangyang berisi ukiran nama korban tsunami. Foto oleh @mu_mut

Ridwan Kamil ternyata juga membuat sebuah ruang khusus untuk mengenang para korban yang tewas saat bencana tsunami tahun 2004 silam terjadi. Di ruang ini semua nama korban tewas diukir di dinding dan di bagian ujung atas dituliskan lafadz Allah. Ruang ini diberi nama Space of Sorrow atau Sumur Doa. Mungkin ditujukan agar para wisatawan yang datang mau menyempatkan waktu sebentar untuk mengirim doa pada para korban. 

Meski terlihat indah namun ruang ini cukup mengerikan. Di mana wisatawan akan diajak membayangkan betapa banyaknya korban yang tewas saat itu.

5. Tak hanya sebagai museum, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dari ancaman tsunami

Ada taman berbentuk bukit dan atap yang landai untuk berlindung penduduk. Foto oleh @yusramhd

Museum yang kini menjadi salah satu wisata paling ramai di Banda Aceh ini ternyata memiliki fungsi lain. Museum Tsunami Aceh didesain khusus agar bisa dijadikan sebagai tempat mengamankan diri saat ancaman tsunami datang. Tak heran jika museum ini juga sering disebut dengan ‘Rumoh Aceh Escape Hill’. Di area dekat museum dibangun taman berbentuk bukit yang diharapkan bisa mencegah gelombang air laut. 

Atap museum juga sengaja dibuat landai agar nantinya bisa menampung para penduduk. Sehingga saat ancaman tsunami datang lagi setidaknya jumlah korban dapat diminimalisir. 

6. Jarang yang tahu bahwa bangunan museum ini memiliki dua makna filosofi sekaligus

Museum Tsunami Aceh dari samping tampak seperti kapal. Foto oleh @kkz46r

Tujuan dibangunnya museum tsunami tentu untuk menjadi pengingat akan terjadinya sebuah tragedi besar di Aceh. Namun sebetulnya desain bangunan museum ini memiliki dua makna. Jika dilihat dari atas bangunan ini menggambarkan gelombang laut yang telah meluluhlantakkan Aceh. Namun jika diperhatikan dengan seksama, dari samping bangunan museum ini justru menggambarkan sesuatu yang berbeda. Bangunan ini jika dilihat dari samping menyerupai kapal penyelamat dengan geladak yang luas. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU