Beberapa daerah di Indonesia biasanya memiliki acara khusus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Salah satunya yang telah menjadi agenda rutin adalah dugderan Semarang. Bagi warga Semarang, dugderan adalah penanda awal masuknya Bulan Ramadhan.
Tahun ini, dugderan digelar di Lapangan Simpang Lima pada Senin, (14/5) dan di Balai Kota Semarang pada Selasa, (15/5).
Karnaval budaya dugder akan digelar pada Senin, (14/5/2018), di Simpang Lima – Jalan Pahlawan – Taman Menteri Supeno (Taman KB).
Karnaval tersebut diikuti oleh Guru, TK, SD, MI, SM, MTs UPTD Pendidikan se-Kota Semarang.
Karnaval dimulai pukul 07.45 WIB setelah dibuka secara resmi oleh Walikota Semarang.
Para peserta akan menampilkan ragam seni tradisional seperti pasukan warak, kesenian lokal, kembang manggar, hingga drum band.
Sementara pada Selasa, (15/5/2018), ada rangkaian acara prosesi dugder yang diadakan di halaman Balai Kota – Jalan Pemuda – Masjid Agung (Kauman) – Jolotundo – Masjid Agung Jawa Tengah.
Rangkaian acara pada Hari Selasa akan diawali dari Balaikota Semarang sejak pukul 10.00 WIB, yaitu hiburan pembuka bagi tamu undangan.
Sementara pembukaan acara dimulai pukul 12.30 WIB, ditandai dengan Prajurit Pandanaran yang akan menjemput Walikota selaku Kanjeng Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purbaningrat beserta rombongan, memasuki tempat upacara. Dilanjut dengan pelepasan karnaval pada pukul 13.00 WIB.
Pada pukul 14.00 WIB, Kanjeng Bupati Semarang (Walikota Semarang) menuju Masjid Agung (Kauman) dengan menggunakan kereta kencana.
Di Masjid Agung (Kauman), setelah Kanjeng Bupati Semarang menerima ‘shukuf halaqoh’ oleh Penghulu Tafsir Anom, lalu dilakukan pemukulan bedug diiringi peledakan bom udara, Kanjeng Bupati Semarang beserta rombongan menuju Masjid Agung Jawa Tengah menggunakan bus.
Sesampainya di Jembatan Banjir Kanal Timur (Jl. Jolotundo), Kanjeng Bupati Semarang dan rombongan berjalan menuju Masjid Agung Jawa Tengah.
Di Masjid Agung Jawa Tengah, Kanjeng Bupati Semarang akan menyerahkan ‘shukuf halaqoh’ pada Raden Mas Tumenggung Probo Hadikusumo (Gubernur Jawa Tengah).
Acara ditutup oleh pemukulan bedug, bom udara dan pembacaan doa.