Inilah Makna Getir Di Balik Penemuan Dinding Relief Berusia 3.800 Tahun

Simbol-simbol di dinding relief ini menyerupai gambaran emosi dari empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Dinding relief kuno dari peradaban Caral ini rupanya menyimpan makna tersendiri. Para arkeolog dari Archeological Zone Caral (ZAC) menemukan dinding berukuran satu kali tiga meter tersebut di kompleks arkeologis Vichama, Lembah Supe, sekitar 180 kilometer dari utara Lima, Peru.

Baca Juga: Hilang Misterius Selama 132 Tahun, Keajaiban Dunia ke-8 Ini Akhirnya Ditemukan

Reliefnya menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular.(Foto/Archaeological Zone Caral)

Para arkeolog ini mengatakan bahwa simbol-simbol di dinding-dinding relief yang menyerupai gambaran emosi manusia ini menyimpan makna yang serius.

Arkeolog Ruth Shady Solis menjelaskan bahwa dinding ini dulunya adalah bagian dari ruang depan sebuah gedung umum yang menghadap ladang pertanian Huara Valley. Gedung tersebut kemungkinan memiliki plaza melingkar yang menurun, dan mencakup area seluas 875 meter persegi.

Arkeolog Ruth Shady Solis (Foto/Alchetron)

Periode kekeringan dan kelaparan

Dinding relief ini menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular. Pada pusatnya, ada juga kepala kelima non-manusia yang diduga menggambarkan simbol biji. Mulutnya terbuka, dan biji tampak seperti sedang masuk atau keluar dari tanah.

Setelah dihubungkan dengan relief-relief di sekitarnya yang menunjukkan manusia-manusia yang kurus, para arkeolog menduga bahwa relief ini mungkin menyimbolkan sebuah periode kekeringan dan kelaparan.

Diketahui bahwa situs ini sudah ada sejak Periode Kuno Akhir Andes Tengah ketika peradaban Caral atau Norte Chico, peradaban tertua di Amerika, berkuasa. Pada puncaknya, sekitar 3.000 orang diperkirakan tinggal di komplek ini.

Potret peradaban Caral (Foto/dw.com)

Shady Solis, yang juga ketua penggalian Vichama mengatakan bahwa relief-relief ini menyimbolkan fertilisasi bumi: ular menggambarkan dewa yang terhubung dengan air, yang masuk ke bumi dan membuat biji bertunas.

Baca Juga: Terperangkap 100 Tahun dalam Lautan Es, Kapal Penjelajah Ini Akhirnya Pulang Kampung

“Relief yang baru menguatkan pendekatan menangkap, dalam memori kolektif, kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat akibat perubahan iklim dan kelangkaan air yang memiliki efek serius terhadap produktifitas pertanian,” lanjut Solis dikutip dari Gizmodo.

Pada akhirnya, masyarakat Caral meninggalkan area Vichama. Tidak banyak yang diketahui mengenai nasib mereka setelahnya, tetapi temuan baru ini menguatkan kisah-kisah kesulitan yang dihadapi oleh salah satu kota tertua ini.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU