Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata Texas? Pasti akan mengingatkan Anda dengan sebuah daerah tambang minyak dan kawasan pertambangan di Amerika Serikat yang sering difilmkan pada tahun 1990-an. Namun pemandangan serupa juga bisa dilihat di Indonesia, tepatnya di Desa Wisata Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur.
Layaknya Texas dalam film-film Hollywood tahun 90 an, di desa ini juga terdapat wilayah pertambangan yang luas. Menariknya, di sini masyarakat pun menyebut desa mereka serupa dengan kata TEXAS, desa wisata migas ini menggunakan kata TEKSAS sebagai singkatan dari “Tekad Selalu Aman dan Sejahtera”.
Seperti halnya dalam film Hollywood, kawasan pertambangan di desa ini juga terdengar deru mesin yang masih tradisional. Perbedaannya, di pertambangan ini Anda akan melewati jalan menantang menuju pertambangan. Jalan berliku dan menanjak adalah harga yang harus Anda tebus untuk menuju kawasan tersebut.
Sesampainya di sana jangan lupa untuk mampir ke Rumah Singgah di mana terdapat literasi mengenai sejarah desa wisata Migas Wonocolo atau beristirahat sejenak. Tak berselang jauh dari rumah singgah, Anda akan disambut oleh pemandangan menarik, kayu-kayu disusun tinggi sebagai penyangga pompo minyak hingga kepala truk yang dimodifikasi menjadi motor penggerak pompa. Wonocolo, begitulah orang-orang menyebutnya.
Tak hanya itu, besi tua, drum yang menghitam, tanah bercampur minyak, rangka dan kursi kayu pun bisa dilihat oleh wisatawan yang datang ke sini. Biasanya mereka yang ke sini adalah wisatawan dari dalam maupun luar yang penasaran dengan desa wisata pengeboran minyak yang sudah ada lebih dari 100 tahun ini.
“Tambang minyak Wonocolo ini sudah lebih dari 100 tahun dan produksi migasnya terus menurun. Tapi dengan desa wisata yang dilengkapi dengan program lingkungan ini warga Wonocolo akan menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraannya,” ungkap Afwan, Cepu Field Manager.
Selain memotret dan melihat aktivitas para pekerja tambang yang kebanyakan adalah masyarakat setempat. Di sini Anda juga bisa merasakan kuliner khas di sekitar puncak kawasan ini bernama Nasi Gulung yang rasanya cukup lezat.
“Iya, ini tadinya bekal yang biasa dibawa mereka (penambang minyak) kalau kerja. Digulung pakai daun berlapis-lapis supaya awet, gak basi,” ucap seorang penjual di sana dilansir dari NatGeo Indonesia.
Nasi gulung sendiri mirip dengan lontong yang diisi dengan sambal dan dibungkus dengan daun.
Bagi Anda yang tidak tertarik dengan fotografi dan penyuka wisata adrenalin sangat cocok untuk berwsata ke sini karena dilengkapi dengan fasilitas seperti jeep adventure, bersepeda, berkemah, kegiatan mancakrida (outbound), ataupun downhill, dapat dilakukan dalam kawasan ini.