Desa Wisata Gamplong kini kian ramai dikunjungi wisatawan. Pasalnya, desa wisata yang berjarak sekitar 16 km dari titik nol kilometer atau pusat Kota Yogyakarta tersebut akan dipakai syuting oleh Hanung Bramantyo di film teranyarnya, Bumi Manusia.
Desa Wisata Gamplong terletak di Dusun Gamplong, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi alam yang berada di pinggiran kota membuat wilayah ini jauh dari keramaian dan membuat wisatawan dapat menikmati kehidupan pedesaan yang asri dan tenang.
Sejak sekitar tahun 1950, Gamplong dikenal sebagai desa penghasil kerajinan tenun. Terdapat tak kurang dari 24 pengrajin yang menggeluti usaha tenun yang umumnya didapatkan secara turun temurun dari leluhur mereka.
“Dengan potensi produk kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM), Desa Wisata Gamplong mampu bertahan sebagai desa wisata yang diminati wisatawan mancanegara maupun nusantara, karena mempunyai ciri spesifik yang bisa dijual,” jelas Sutopo, penasihat pengelola Desa Wisata Gamplong seperti dilansir dari Kompas.com
Ketika berkunjung ke Desa Wisata Gamplong, Anda juga bisa melihat secara langsung proses produksi kerajinan tenun. Melihat terampil dan telatennya warga setempat menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk membuat kain lurik, stagen, dan berbagai kerajinan tenun lainnya.
“Tiap libur akhir pekan maupun libur panjang dipastikan banyak wisatawan datang. Biasanya wisatawan juga membeli produk tenun desa ini, bahkan terkadang memesan dalam jumlah banyak,” imbuh dia.
Terdapat 15 toko tenun yang bisa menjadi tujuan wisatawan untuk berbelanja aneka kerajinan tenun. Anda juga bisa sekalian belajar menenun atau merajut bersama ahlinya langsung.
Studio Alam Gamplong merupakan salah satu kekayaan desa selain sentra penghasil tenun. Sultan Agung, menjadi film layar lebar pertama yang menggunakan Studio Alam Gamplong sebagai lokasi penggambilan gambar.
Pengambilan gambar dari film layar lebar Sultan Agung membuat beberapa bangunan semi permanen telah berdiri gagah. Keraton Mataram, menjadi jantung Studio Alam Gamplong. Begitu pula dengan komplek Kampung Mataram yang menggambarkan kehidupan masyarakat zaman tahun 1600.
Tak ketinggalan, di sisi lain dari Studio Alam Gamplong terdapat rumah jawa kuno yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan dilengkapi dengan kandang sapi dan gerobak kayu. Terdapat pula Kampung Belanda lengkap dengan benteng VOC, Kampung Pecinan, dan aliran Sungai Ciliwung yang diatasnya terdapat sebuah jembatan besi.
Penampilan tersebut membawa pengunjung terlempar pada abad ke-16. Hal inilah yang membuat Studio Alam Gamplong dijuluki sebagai “Mini Hollywood”
Setelah film Sultan Agung, terdapat film layar lebar kedua yang juga akan menggunakan Studio Alam Gamplong sebagai tempat pengambilan gambar. Dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, film layar lebar Bumi Manusia merupakan novel legendaris milik sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.