Cara Lain Menikmati Kalibiru Selain Berfoto di Rumah Pohon

Kalibiru Jogja tak hanya tentang rumah pohon.

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto oleh Adhiest

Keindahan Waduk Sermo dari Ketinggian

Sebelum permainan outbond dibuka oleh panitia, saya bersama teman-teman menyempatkan untuk berkeliling menyusuri titian tangga yang akan menghubungkan ke gardu pandang yang tersebar dibeberapa titik. Dari gardu pandang, saya disuguhi pemandangan cantik Waduk Sermo dari ketinggian.

Flaying fox dan jembatan shiratal mustaqim

Outbond lain telah menanti, sambil menunggu antrian di rumah pohon. Tak mau hanya diam menunggu antrian, saya memilih untuk bermain di jembatan shiratal mustaqin. Tantangan kecil ini cukup membuat saya melepaskan jaket di tengah angin kencang.

Menikmati pulau-pulau kecil dalam lukisan

Tak jauh dari rumah pohon, saya dan teman-teman asyik berfoto selfie dengan latar bukit-bukit di seberang sungai, bak pulau-pulau kecil di tengah laut.

Dikejauhan nampak air Waduk Sermo berkilau memantulkan sinar matahari.

Di depan mata bukanlah gambar pemandangan seperti yang ada dalam lukisan di ruang tamu saya. Pemandangan ini begitu luas tak berbingkai. Terlihat seperti pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan.

Selfie cantik untuk oleh-oleh

Kalibiru memiliki titik-titik lain untuk mengambil gambar.

‘Selfiesukaesian dong?’ saya sudah siap dengan tongsis yang saya pegang. 

‘Mari merapat!’

Berlatar belakang Waduk Sermo dengan hamparan hijauan, kami berdiri pinggir tebing. Bergaya ala Bollywood atau ala anak alay. Karena foto akan menjadi oleh-oleh manis bagi saya.

Kebersamaan adalah dopping keceriaan

Seindah apa pun sebuah destinasi akan lebih indah lagi kalau dinikmati bersama teman. Sedingin apa pun Kalibiru akibat hujan, tetap terasa hangat dengan canda tawa bersama mereka.

Hujan tak kunjung reda. Kami menghangatkan diri dengan di warung kecil bersama segelas teh hangat dan semangkuk mie instant.

Beruntung salah satu dari kami membawa kartu UNO. Kami bisa bermain sambil menunggu hujan reda.

‘Bersama teman-teman, saya merasa utuh.’

Petualang tahu cara menikmati petualangan disaat apapun

Hujan turun di saat yang tidak tepat!

Setelah menunggu antrian cukup lama, inilah giliran saya untuk naik ke rumah pohon.

Sayang seribu sayang, kabut disusul angin datang dengan cepat. Demi keselamatan, pihak pariwisata menutup sementara area ini sampai cuaca kembali baik. Baiklah, lembaran uang sepuluh ribu untuk harga tiket kembali masuk kantong.

Saya dan teman-teman berlarian mencari tempat untuk berteduh. Akhirnya kami mendapat tempat berteduh disebuah warung kecil dekat masjid.

Kebanyakan dari pengunjung yang gagal mendapat kesempatan untuk duduk dan berfoto di rumah pohon, akan pulang dengan kecewa. Gagal karena cuaca tidak mendukung atau gagal karena antrian terlalu banyak kemudian jam naik ke rumah pohon habis.

Memang, panorama dari rumah pohon luar biasa. Saya pun sebenarnya tak bisa menyembunyikan kekecewaan dalam hati. Namun melihat teman-teman yang masih bisa tertawa dan saling lempar canda membuat saya tersenyum.

Kebersamaanlah yang terpenting, rumah pohon Kalibiru bisa dinikmati kapanpun, tapi kebersamaan bersama sahabat-sahabat saya ini tak selalu ada.

***

Seorang petualang, tak akan pernah kehilangan idenya untuk menikmati alam

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU